Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika CEO Facebook Mark Zuckerberg Tampil dengan Jas Formal...

Kompas.com, 11 April 2018, 20:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber USA Today

KOMPAS.com - Dikenal akan gaya santainya yang identik dengan kaus abu-abu atau hoody, CEO Facebook Mark Zuckerberg terlihat jarang mengenakan pakaian formal.

Namun, pada hari Selasa lalu ia mengubah gaya berpakaiannya saat menjadi saksi tentang penyalahgunaan data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica di Capitol Hill.

Laman USA Today melaporkan, pada momen tersebut, Mark Zuckerberg tampil mengenakan jas, -seperti dalam beberapa penampilannya bersama dengan berbagai Kepala Negara.

Bahkan, pada tahun 2009, ia mengenakan dasi setiap hari sebagai bagian dari "tantangan pribadinya" untuk tahun itu.

Namun, CEO ini lekat dengan tampilan khas, yaknikaus dan hoody.

Pada tahun 2010, Zuckerberg muncul dalam The Wall Street Journal D Conference mengenakan hoody dan t-shirt.

Baca juga: Mark Zuckerberg Akan Belajar Mata Uang Digital

Kala itu dia melakoni sesi wawancara mengenai privasi Facebook bersama wartawan Kara Swisher dan Walt Mossberg.

Pada tahun 2012, ia mendapat kritik tajam karena muncul dengan hoody saat melakukan roadshow menawarkan saham pertamanya.

Menemui para calon investor dengan gaya berbusana tersebut, ia dianggap tidak serius menawarkan saham perdananya.

Sebuah kutipan tahun 2010 dari buku berjudul The Facebook Effect: the Inside Story of the Company That Is Connecting the World karya David Kirkpatrick, menceritakan, Mark Zuckerberg pernah terlambat hadir dalam pertemuan pukul 8.00 dengan investor Wall Street.

Anehnya lagi, ia hadir memakai piyama.

Mark Zuckerberg dan Sheryl Sandberg selaku Chief Operating Officer  Facebook, telah membuat putaran publisitas di tengah skandal.

Mereka melakukan wawancara dengan berbagai media, termasuk di antaranya CNN dan Today Show, demi meyakinkan dua miliar lebih pengguna Facebook bahwa data mereka tetap aman.

Saat sesi wawancara dengan CNN, Mark Zuckerberg memakai kaus abu-abu kesayangannya.

Mark Zuckerberg memberi kesaksian di hadapan Kongres setelah bulan lalu terungkap, perusahaan data Cambridge Analytica,  mendapatkan akses 87 juta data pengguna Facebook selama Pemilihan Presiden 2016.

Banyak orang terkenal yang semula memakai Facebook telah meninggalkan platform tersebut usai skandal ini beredar, termasuk CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk. Lalu, baru-baru ini, pendiri Apple Steve Wozniak.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau