KOMPAS.com - Sebagian besar orang yang bekerja di balik meja pasti memiliki tugas menerima dan membalas e-mail.
Dikutip dari laman Fatherly.com, penelitian menunjukkan, rata-rata mereka yang bekerja di balik meja menghabiskan empat jam per hari untuk membalas email kerja.
Satu studi tahun 2016 menemukan, memeriksa email merupakan salah satu kegiatan sehari-hari yang menegangkan, terutama saat menerima e-mail bisa dilakukan kapan pun lewat ponsel atau smartwach.
"Meskipun itu kabar baik bagi teknologi, namun dapat menjadi sumber stres serta frustasi bagi sebagian dari kita," kata rekan penulis studi Richard MacKinnon kepada Telegraph.
Lantas, mengapa hal itu dapat menjadi kegiatan yang memicu stres?
Kepada Business Insider, psikolog Ron Friedman mengatakan, setiap pesan merepresentasikan permintaan lain dan keputusan lain yang harus dibuat.
Dorie Clark, seorang pakar pemasaran, setuju dengan hal itu. Menurutnya, setiap balasan memiliki pandangan dan respon berbeda.
Clark mengatakan, bagi profesional, mengatakan 'tidak' adalah sebuah tantangan.
"Kamu tidak ingin mengecewakan orang, dan peluang apa pun yang diberikan dapat mengarah pada hasil yang positif," katanya.
Di sisi lain, email juga dapat membuat seseorang terperangkap serta tersiksa seperti pemainan rolet yang penuh emosi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.