Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 16 Mei 2018, 07:10 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Fatherly


KOMPAS.com - Sebagian besar orang yang bekerja di balik meja pasti memiliki tugas menerima dan membalas e-mail.

Dikutip dari laman Fatherly.com, penelitian menunjukkan, rata-rata mereka yang bekerja di balik meja menghabiskan empat jam per hari untuk membalas email kerja.

Satu studi tahun 2016 menemukan, memeriksa email merupakan salah satu kegiatan sehari-hari yang menegangkan, terutama saat menerima e-mail bisa dilakukan kapan pun lewat ponsel atau smartwach.

"Meskipun itu kabar baik bagi teknologi, namun dapat menjadi sumber stres serta frustasi bagi sebagian dari kita," kata rekan penulis studi Richard MacKinnon kepada Telegraph.

Lantas, mengapa hal itu dapat menjadi kegiatan yang memicu stres?

Kepada Business Insider, psikolog Ron Friedman mengatakan, setiap pesan merepresentasikan permintaan lain dan keputusan lain yang harus dibuat.

Dorie Clark, seorang pakar pemasaran, setuju dengan hal itu. Menurutnya, setiap balasan memiliki pandangan dan respon berbeda.

Clark mengatakan, bagi profesional, mengatakan 'tidak' adalah sebuah tantangan.

"Kamu tidak ingin mengecewakan orang, dan peluang apa pun yang diberikan dapat mengarah pada hasil yang positif," katanya.

Di sisi lain, email juga dapat membuat seseorang terperangkap serta tersiksa seperti pemainan rolet yang penuh emosi.

Kondisi ini persis seperti para penjudi yang merasa cemas menebak-nebak hasil permainan mereka.

Dan ketika tekanan meningkat menjadi dua kali lipat, email dapat lebih parah dan membuat kecanduan.

“Kita tidak pernah tahu pasti kapan sebuah pesan baru akan masuk ke kotak masuk, atau apakah itu akan menjadi positif, negatif, atau sebuah penawaran diskon," tulis lama Quartz.

Mengurangi stres karena email mungkin sesederhana mengurangi aktivitas memeriksa email.

Satu studi tahun 2015 menemukan, orang dewasa yang jarang memeriksa email mengaku memiliki tingkat stres lebih rendah hingga kinerja yang lebih baik di tempat kerja.

Namun, jika memeriksa email adalah hal yang mendesak bagi pekerjaan, para ahli menyarankan untuk mengurangi fokus pada kotak masuk (inbox), dan lebih pada pekerjaan utama.

"Tidak perlu dipertanyakan lagi bahwa memeriksa email terus-menerus tidak baik untuk produktivitas dan kualitas hidup," kata Friedman.

Karena itu, dia menyarankan untuk membatasi memeriksa email beberapa kali dalam sehari, misalnya, pukul 9 pagi, 12 siang, dan 4 sore.

"Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan dan membuat pekerjaan terasa lebih terkendali," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau