JAKARTA, KOMPAS.com - "Virus" wirausaha memang terus menyebar dan sudah banyak menghasilkan pebisnis sukses, termasuk para wanita. Bahkan, saat ini tercatat ada 14,3 juta wirausahawan perempuan di Indonesia.
Menjalankan bisnis memang tidak mudah dan diperlukan kerja keras serta keberanian. Modal utama tersebut terkadang tidak dimiliki oleh perempuan.
"Kita punya punya budaya patriarki, dimana perempuan (seperti) nomor dua sehingga (banyak) perempuan tidak punya rasa percaya diri," kata Ketua Umum DPP Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Nita Yudi ketika ditemui di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Rabu (29/8/2018).
Itulah mengapa penting bagi seorang perempuan pengusaha untuk bergabung dengan organisasi atau komunitas pengusaha.
"Kalau perempuan ini tidak di-push, tidak ada role model, dia tidak berani. Itu sifat perempuan Indonesia. Kita bisa mulai dari usaha mikro jadi pengusaha menengah bahkan besar," ucapnya.
Nita menambahkan, ada sejumlah hal yang harus ditempuh ketika seorang perempuan ingin membangun usaha. Hal pertama yang harus dilakukan ketika mau memulai menjadi pengusaha adalah melihat potensi diri dan peluang ke depan.
Ia mencontohkan, seseorang yang pandai memasak. Keahlian tersebut bisa dimanfaatkan untuk membangun usaha.
Masalah dana, kata dia, tak perlu dikhawatirkan.
"Modal terkecil bisa minta uang suami, kita irit uang belanja buat modal," ucapnya.
Hal lainnya yang perlu dimiliki adalah network atau jaringan. Mulailah dari jaringan terkecil. Misalnya, kelompok pengajian, arisan, organisasi, dan lainnya.
Pada lingkup tersebut, seseorang bisa meminta masukan terhadap produk yang dijualnya.
"Network ini mahal karena bagaimana mau memasarkan jika tidak punya network," tuturnya.
Setelah usaha semakin besar, barulah perlu mencari modal yang lebih besar karena jumlah permintaan produk akan semakin tinggi.
Modal tersebut bisa diperoleh dari berbagai sumber. Seperti meminjam dari koperasi atau kerabat dekat.