Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asah Kemampuan Bisnis dengan Mengikuti Komunitas Pengusaha

Kompas.com - 31/08/2018, 08:20 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Virus" wirausaha memang terus menyebar dan sudah banyak menghasilkan pebisnis sukses, termasuk para wanita. Bahkan, saat ini tercatat ada 14,3 juta wirausahawan perempuan di Indonesia.

Menjalankan bisnis memang tidak mudah dan diperlukan kerja keras serta keberanian. Modal utama tersebut terkadang tidak dimiliki oleh perempuan.

"Kita punya punya budaya patriarki, dimana perempuan (seperti) nomor dua sehingga (banyak) perempuan tidak punya rasa percaya diri," kata Ketua Umum DPP Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Nita Yudi ketika ditemui di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Rabu (29/8/2018).

Itulah mengapa penting bagi seorang perempuan pengusaha untuk bergabung dengan organisasi atau komunitas pengusaha.

Fashion Symphony 2018, sebuah fashion show yang dipersembahkan oleh 20 UMKM yang tergabung dalam IWAPI Jakarta Selatan. Fashion show diselenggarakan Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Rabu (29/8/2018).Dok. IWAPI Fashion Symphony 2018, sebuah fashion show yang dipersembahkan oleh 20 UMKM yang tergabung dalam IWAPI Jakarta Selatan. Fashion show diselenggarakan Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Rabu (29/8/2018).
Mereka bisa mendapatkan jaringan yang lebih luas sehingga lebih percaya diri dalam membangun usaha.

"Kalau perempuan ini tidak di-push, tidak ada role model, dia tidak berani. Itu sifat perempuan Indonesia. Kita bisa mulai dari usaha mikro jadi pengusaha menengah bahkan besar," ucapnya.

Nita menambahkan, ada sejumlah hal yang harus ditempuh ketika seorang perempuan ingin membangun usaha. Hal pertama yang harus dilakukan ketika mau memulai menjadi pengusaha adalah melihat potensi diri dan peluang ke depan.

Ia mencontohkan, seseorang yang pandai memasak. Keahlian tersebut bisa dimanfaatkan untuk membangun usaha.

Masalah dana, kata dia, tak perlu dikhawatirkan.

"Modal terkecil bisa minta uang suami, kita irit uang belanja buat modal," ucapnya.

Hal lainnya yang perlu dimiliki adalah network atau jaringan. Mulailah dari jaringan terkecil. Misalnya, kelompok pengajian, arisan, organisasi, dan lainnya.

Pada lingkup tersebut, seseorang bisa meminta masukan terhadap produk yang dijualnya.

"Network ini mahal karena bagaimana mau memasarkan jika tidak punya network," tuturnya.

Setelah usaha semakin besar, barulah perlu mencari modal yang lebih besar karena jumlah permintaan produk akan semakin tinggi.

Modal tersebut bisa diperoleh dari berbagai sumber. Seperti meminjam dari koperasi atau kerabat dekat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com