JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan mengenakan jaket dan topi merah kebanggaan Indonesia, Ni Kadek Karya Dewi memutar tuas pada kursi rodanya agar bisa naik ke atas panggung.
Bersama dia, ada seorang lelaki berbadan tegap yang juga menggunakan kursi roda, namanya Atmaji Priambodo.
Di belakang mereka, berjalan seorang pemuda tinggi kurus yang juga mengenakan pakaian yang sama. Dia adalah Jason Georly.
Baca juga: G-Shock dan Gorillaz Bikin Arloji Kolaborasi dalam DW5600
Kadek, Atmaji, dan Jason adalah tiga di antara 295 atlet Indonesia yang akan berlaga di ajang Asian Para Games 2018 , 6-13 Oktober 2018 di Jakarta.
Sore tadi, Rabu (3/10/2018), ketiganya diundang untuk naik ke panggung di Gedung GBK Arena, Senayan, Jakarta.
Secara khusus mereka diminta berbagi sekelumit cerita tentang bagaimana berjuang dan tak menyerah demi mencapai prestasi terbaik, meski dalam kondisi fisik yang terbatas.
Kadek mengaku, pertama kali dia memilih olahraga paracycling untuk membangkitkan kepercayaan diri, dan membuat hidupnya setara dengan mereka yang normal.
Hal itu tentu dilakukan bukan tanpa tantangan dan hambatan.
Baca juga: Kolaborasi G-Shock x SBTG, Cuma Ada 150 Buah di Indonesia, Mau?
"Buat saya, yang pertama adalah bagaimana mengalahkan ego sendiri, yang kedua mengalahkan musuh paling penting," ucap Kadek.
Hal senada diungkapkan Atmaji. Dalam kondisinya yang hidup di atas kursi roda, lelaki kelahiran 29 April 1980 itu kini menjadi andalan Indonesia di cabang olahraga angkat besi.
"Saya sempat nyaris patah semangat, saat persyaratan untuk masuk ke Asian Para Games ini tak terpenuhi. Artinya saya tak bisa berlaga."
"Tapi setelah diperjuangkan dan diusahakan, saya bisa masuk," ungkap Atmaji sambil tersenyum lebar.
Baca juga: Rahasia Father of G-Shock Kikuo Ibe, Tetap Bugar di Usia 65 Tahun
Berbeda lagi dengan Jason. Pemuda 20 tahun yang memiliki kelainan di tangan kiri itu adalah andalan Indonesia di cabang tenis meja.
Dia merasa, hal terbesar yang harus diatasinya saat ini adalah bagaimana menghadapi rasa takut.
"Rasa takut dalam artian, kalo kita sudah mencapai prestasi tertentu kan presure nya semakin besar. Kadang kita kalah, orang ngomongnya apa, jadi bikin kita takut," kata Jason.