Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/08/2019, 11:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada banyak stigma buruk pada pasangan yang memilih bercerai. Meski sebenarnya tak ada yang salah pada pasangan yang menempuh jalur hukum untuk berpisah dan memprioritaskan kebahagian mereka.

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Sex & Marital Therapy, alasan-alasan paling umum orang-orang bercerai adalah karena kurangnya pemenuhan emosional.

Para peneliti melakukan survei terhadap 2.371 pasangan yang baru saja bercerai dengan rata-rata usia 45 tahun. Sebanyak 44 persen menginisiasi cerai, 40 persen digugat cerai dan 16 persen bercerai karena keputusan bersama.

Sekitar 40 persen mengatakan perceraian mereka tidak mengalami banyak konflik, sementara 20 persennya diwarnai konflik.

Dari jawaban responden, terungkap empat alasan paling umum mengapa pasangan suami-istri bercerai:

1. Kurangnya cinta atau keintiman

Ini merupakan alasan bercerai paling banyak dengan 47 persen responden mengindikasikan bahwa cinta dalam pernikahan mereka sudah hilang dan membuat mereka memutuskan berpisah dengan pasangannya.

Beberapa orang menjawab lewat pertanyaan terbuka, bahwa mereka tidak lagi punya perasaan cinta pada pasangannya atau merasa pasangannya tidak lagi mencintai mereka meski sudah puluhan tahun menikah.

Baca juga: 5 Hal yang Bisa Dipelajari Suami Istri dari Perceraian Pasangan Lain

2. Masalah komunikasi

Sebanyak 44 persen mengaku memiliki masalah komunikasi dengan pasangannya dan hal itu menjadi alasan mengapa mereka bercerai.

Salah satu responden menjelaskan bahwa suaminya dalam beberapa waktu terakhir tidak banyak bicara dan hal itu membuat hubungan mereka dilanda stres.

3. Kurangnya simpati, penghormatan dan kepercayaan

Tiga hal ini merupakan kualitas mendasar sebuah hubungan dan menjadi alasan perceraian terpopuler ketiga. Para partisipan menjelaskan mereka tidak lagi bisa memercayai pasangannya atau kehilangan hormat kepada pasangannya sehingga memutuskan untuk bercerai. Beberapa psikolog menilai, sikap hormat bahkan lebih krusial daripada rasa cinta dalam sebuah hubungan.

4. Tinggal berjauhan

Pada kehidupan yang ideal, pasangan akan hidup dan tumbuh secara harmonis ketika hidup berdampingan. Namun, kenyataan jauh lebih keras. Alasan perceraian terpopuler keempat adalah karena pasangan tinggal berjauhan.

Pada pertanyaan terbuka, beberapa responden menjawab tinggal terpisah membuat mereka memiliki nilai dan perilaku yang berbeda. Ada pula yang menjawab sekadar ingin sesuatu yang berbeda dalam hidup mereka.

Baca juga: Ikut Baper karena Song-Song Cerai, Kok Bisa?

Dalam penelitian, para peneliti berspekulasi bahwa empat jawaban terpopuler tersebut dianggap mencerminkan aspek romantis, emosional dan aspek interpersonal dari hubungan sebelumnya.

Sementara itu, alasan perilaku seperti adiksi atau kekerasan justru menurun dari waktu ke waktu.

Penemuan ini juga menemukan adanya perubahan arti pernikahan.

"Semakin banyak orang-orang yang menilai pentingnya rasa cinta, hormat, percaya, dan rasa terhubung dengan pasangannya," katanya.

Sehingga orang-orang mudah saja memutuskan untuk bercerai jika merasa kebutuhan emosionalnya tidak terpenuhi.

Meskipun bercerai bukanlah hal yang mudah, namun bagi banyak orang hal ini terbukti menjadi proses pembelajaran spiritual yang signifikan, serta harus diterima kedua belah pihak alih-alih merasa malu karenanya.

Baca juga: Hidup Lajang Sebenarnya Menyenangkan dan Banyak Keuntungan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com