Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/10/2019, 15:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Ain juga mengatakan, bambu yang digunakan dalam pembuatan tato ini juga melalui proses sterilisasi agar aman dari virus atau bakteri.

Baca juga: Arti Mendalam di Balik Tato Baru Irina Shayk

Bambu yang digunakan pun juga didesain khusus berdasarkan variasi gambar yang diinginkan.

"Bambunya boleh bambu apa saja tidak ada jenis khusus tetapi bentuk dan ukurannya sesuai sama gambar yang diminta karena berat bambu juga mempengaruhi kekuatan yang diperlukan untuk masuknya jarum ke kulit," ungkapnya.

Asal-usul tato bambu

Ain bercerita, tato bambo dipopulerkan oleh para biksu di Thailand yang disebut dengan Sak Yant.

Tato Sak Yant biasanya didesain dengan mantra-mantra dari Budha dan diukir di kulit oleh seorang Biksu.

Alat pembuatan pun serupa, yaitu dari batang bambu panjang dengan jarum di bagian ujungnya.

Baca juga: Bisakah Tinta Tato Menutupi Kelenjar Keringat?

Namun, Ain mengatakan asal-usul tato bambo sebenarnya berasal dari suku Mentawai di Indonesia yang terkenal dengan budaya merajah tubuh.

"Kebanyakan orang percaya tato bambu dari Thailand tapi tato bambu yang asli itu sebenarnya dari Mentawai," ucap dia.

Ain dan sang suami telah mendalami seni tato sejak tahun 1996 dengan mendirikan studio tato bernama "Chilli Tato" yang berada di Pulau Dewata, Bali.

Kini, Chili Tato pun telah membuka cabang hingga ke Kuala Lumpur Malaysia.

Bahkan, Ain mendirikan sekolah khusus tato di negara asalnya, Kuala Lumpur, Malaysia.

"Kita punya sekolah khusus yang mengajarkan seni tato. Jadi, mereka yang belajar di sana juga bisa cari uang dengan membuat tato," ucap dia.

Ain mengaku sangat menyukai seni tato karena merupakan bagian dari budaya Indonesia.

Baca juga: Makna Tato Baru Brad Pitt, untuk Angelina Jolie?

Oleh kafena itu, ia bersama suami memutuskan untuk mempelajari tato hingga keliling dunia.

"Banyak negara sudah kami kunjungi untuk belajar tato, salah satunya Filiphina, Thailand, dan Kamboja," ujarnya.

Meski ia bukan wanita asli Indonesia, Ain mengaku tertarik dengan tato karena bagian dari budaya Indonesia.

"Tato itu bagian dari budaya Indonesia. Saya suka budaya Indonesia mangkanya saya sering pakai kebaya juga seperti pakaian saya hari ini," ujar Ain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com