Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 11 November 2019, 08:01 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber

KOMPAS.com – Smoothies termasuk dalam minuman sehat dan mengenyangkan. Campuran dari buah, sayuran, serta yogurt atau susu ini memang belakangan ini populer di kalangan pecinta gaya hidup sehat.

Namun, mengandung buah dan sayuran bukan berarti kadar kalorinya rendah. Bahkan jus dan smoothie sayuran pun bisa menyebabkan kegemukan jika kita tidak berhati-hati.

Menurut ahli gizi Bonnie Taub-Dix, smoothie bisa menjadi alternatif sarapan yang sehat, asalkan mengandung nutrisi yang seimbang, termasuk protein, karbohidrat, dan lemak sehat.

“Berbeda dengan jus, smoothie tidak menghilangkan serat dari sayuran dan buah, sehingga bisa bikin perut lebih kenyang,” kata penulis buku Read It Before You Eat It- Taking You from Label to Table ini.

Konsumsi smoothie sayuran juga bisa menjadi alternatif mengasup vitamin dan serat bagi orang yang tidak suka sayur.

Walau demikian, menurut dia kategori “sehat” dari smoothie akan hilang jika kita menambahkan gula atau jus buah ke dalamnya.

“Pada awalnya setelah kita konsumsi kita merasa bersemangat karena gulanya tinggi, tapi setelahnya kita akan merasa lapar,” katanya.

Baca juga: Menakar Kandungan Gizi dari Tren Rice Bowl

Untuk membuat smoothie lebih mengenyangkan dan mengurangi kandungan gula, para ahli diet menganjurkan untuk menambahkan 20-30 gram protein. Kita bisa menggunakan bubuk protein.

Perhatikan juga cairan yang kita masukkan sebagai campuran smoothie. Memilih jus buah kemasan tidak dianjurkan karena kandungan gulanya tinggi. Sebagai gantinya, pilih susu rendah lemak atau susu nabati sebagai alternatif.

“Jika ingin menambahkan buah, pilih yang kandungan gulanya rendah. Membuat smoothie yang bahan utamanya buah atau memakai jus buah akan membuat kita mengasup banyak gula dan kalori. Batasi buah yang dipakai,” kata Taub-Dix.

Untuk menimbulkan rasa puas dan kenyang, ia menyarankan untuk mengonsumsi smoothie dalam mangkuk menggunakan sendok, dan bukan langsung meminumnya.

“Akan lebih baik untuk menimbulkan rasa kenyang jika kita mengunyah dan menelan makanan dari pada meminumnya,” katanya.

Perhatikan juga porsinya. JIka kamu ingin menurunkan berat badan, batasi konsumsi smoothie sebagai camilan di bawah 150 kalori dan sebagai pengganti makanan di bawah 350 kalori.

Sementara itu, jika hanya ingin menjaga berat badan, kita bisa mengonsumsi smoothie 500-600 kalori sebagai pengganti makan.

Baca juga: Waspadai Kandungan Kalori dalam Minuman Kopi Kekinian

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau