Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blankenheim, Sepatu Lokal yang Mendunia, Lahir dari Rasa “Dendam”

Kompas.com, 20 Juli 2020, 16:53 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menjalani masa perkuliahan pascasarjana jurusan manajemen di Deventer, Belanda, ternyata membawa inspirasi besar yang kini menguntungkan bagi sosok Beny Sofara.

Kepada Kompas.com, dalam sebuah perbincangan beberapa waktu lalu, Beny Sofara bercerita, awalnya dia sedang mencari sepatu kulit.

Di alun-alun kota, dia menaksir sepasang sepatu kulit. Ia dekati, dan lalu terkejut, karena ternyata sepatu tersebut buatan Indonesia, yang dibanderol dengan harga selangit.

Baca juga: Blankenheim, Sepatu Kulit Indonesia Terinspirasi Belanda

“Ada tulisan made in Indonesia di sepatunya,” ujar Beny Sofara pemilik merek sepatu Blankenheim, mengenang masa lalunya.

Sebagai mahasiswa di negeri orang yang harus banyak berhemat, Beny urung membeli sepatu.

Harga sepatu itu terlalu mahal buatnya. Kejadian itulah yang lalu membuatnya merasa “dendam”.

Hingga terbersit niat besar untuk membuat sepatu kulit berkualitas dengan harga yang juga selangit, dan dipajang di negara lain.

Sekembalinya ke Indonesia, tahun 2010-2011, ia mulai melakukan riset dan mencari tukang.

Setelah merasa cukup, ia mulai memasarkan produknya melalui jaringan online.

Baca juga: Sepatu Langka Michael Jordan Akan Dilelang

“Produknya saya namakan Blankenheim. Diambil dari nama tempat tinggal saya di Belanda,” ungkap Beny.

Beberapa tahun kemudian, ia diterima menjadi PNS di salah satu kementerian. Kondisi ini membuat usahanya vakum dua tahun karena kesibukan bekerja.

Tahun 2014, ia akhirnya mengajak saudaranya, Ammar Maulana, untuk menghidupkan kembali produknya. Di tahun yang sama, usaha sepatunya kembali aktif.

Korea hingga Amerika Serikat

Model sneaker kulit Blankenheim, banyak diburu konsumen karena trendi dan bisa digunakan dalam berbagai acara baik formal maupun casual. KOMPAS.com/RENI SUSANTI Model sneaker kulit Blankenheim, banyak diburu konsumen karena trendi dan bisa digunakan dalam berbagai acara baik formal maupun casual.
Perlahan namun pasti, usaha sepatu hand made ini kembali merangkak naik. Blankenheim menawarkan sepatu berbahan kulit lokal premium dengan desain yang trendi.

Dimulai dengan sepatu kulit Abraham, yang begitu diburu para pecinta sepatu kulit. Kemudian Blankenheim berinovasi dengan membuat sneaker berbahan kulit pula.

Sesuai dugaan, sepatu tersebut menjadi idola pasar. Melihat itu, brand lain ikut meniru, dengan tanpa mengubah satu pun detail desain.

Baca juga: Lukisan Termahal di Dunia pada Sepatu Dr Martens

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau