Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Menghindari Munculnya Jerawat Selama Pandemi?

Kompas.com, 9 Oktober 2020, 11:07 WIB
Wisnubrata

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika pandemi membuatmu berjerawat walau banyak tinggal di rumah, maka kamu tidak sendiri.

Hal ini memang mengherankan, di saat kita jarang keluar rumah, jerawat justru bermunculan. Apakah sebabnya?

Menurut dr. Amaranila Lalita Driyono, Sp.KK, pandemi membuat sebagian orang mengalami stres dan tekanan lebih dari biasanya. Nah stres ini akan mempengaruhi kulit dan kesehatan kita pada umumnya.

"Kalau kita stres, tubuh akan bereaksi dengan membentuk hormon lebih banyak, termasuk zat-zat lain yang menstimulasi produksi kelenjar minyak di tubuh dan wajah," ujar dr Nila dalam konferensi virtual bertajuk Unstoppable Together bersama The Body Shop, Kamis (8/10/2020).

Produksi minyak yang berlebih itu membuat mikroorganisme yang ada di kulit kita (flora normal) menjadi tumbuh lebih banyak dibanding biasanya alias over growth.

"Bila kita tidak rajin membersihkannya, maka mikroorganisme beserta minyak dari kulit itu bisa menyumbat pori-pori dan akhirnya menjadi jerawat," lanjut dr Nila.

Selain itu, stres juga bisa membuat kita kurang tidur, malas melakukan aktivitas, hingga malas membersihkan diri. Hal ini juga mempengaruhi munculnya jerawat.

Baca juga: Dari Australia ke Kenya, Masker Tea Tree untuk Mengatasi Jerawat

Dikatakan psikolog Tara de Thouars BA, M. Psi, pandemi adalah hal yang baru sehingga tidak semua orang bisa beradaptasi.

Kondisi ini melibatkan perubahan dan ketidakpastian. Ketidakpastian kemudian membuat kita memikirkan hal-hal buruk yang akan menimbulkan kecemasan, dan berujung pada stres.

"Orang dituntut waspada, baik soal pekerjaan, kebutuhan ekonomi, keluarga, kesehatan, dan lainnya. Ini menambah tekanan dan ketakutan," ujar Tara di acara yang sama.

Sedangkan untuk menghilangkan stres dengan bepergian juga sulit, karena kita tidak bebas ke mana-mana. Tidak bisa bepergian, nonton, atau piknik untuk meredakan stres. Bahkan tidur pun menjadi tidak mudah karena dihantui kegelisahan.

Lalu apa yang harus dilakukan?

Baik dr Nila maupun Tara menyarankan agar kita menghindari stres dengan menjauhi hal-hal yang membuat kita takut, cemas, atau sedih. Selain itu kita juga bisa mengendalikan stres dengan kegiatan yang membuat kita bisa beradaptasi dengan situasi.

"Kegiatan itu bisa dengan makan sehat, tidur cukup, dan olahraga teratur. Ini membuat kita memilikir ritme normal yang akan mengurangi stres," ujar dr Nila.

Selain itu kita juga disarankan mengurangi makanan berminyak dan melakukan kegiatan yang bisa membuat kita lebih rileks, seperti yoga dan meditasi. Kegiatan tersebut akan membantu kita mendapatkan tidur yang berkualitas.

Baca juga: Pengaruh Nyata Stres pada Kulit Wajah

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau