KOMPAS.com – Setiap ibu menyusui memiliki pengalaman dan tantangan yang berbeda saat memberikan ASI kepada buah hati. Hal yang sama turut dirasakan oleh Meghan Markle.
Dalam suatu podcast, istri Pangeran Harry itu mengungkapkan baginya menyusui terasa seperti lari marathon, terutama di awal-awal kelahiran Archie.
Ketika itu, Meghan merasa sulit untuk menyeimbangkan diri antara komitmen kerajaan dengan mengurus putranya. Ia masih harus melakukan kunjungan kerajaan di sela waktunya menyusui.
"Menyusui terasa seperti lari marathon. Ada saat saya harus berlari kembali (ke rumah) di antara dua pertemuan resmi untuk memastikan anak saya diberi makan dan hal itu sering terjadi,” kata Meghan seperti dikutip IOL.
Rutinitas tersebut membuat Duchess of Sussex merasa lelah. Oleh karenanya, di sesi wawancara film dokumenter tahun lalu, ia mengatakan dirinya sedang tidak baik-baik saja.
Saat itu Meghan ditanya ‘Apakah dirinya baik-baik saja?’. Mantan aktris Hollywood itu kemudian menjawab dirinya sedang tidak baik-baik saja dan merasa rentan.
Baca juga: Meghan Markle Pernah Merasa Jadi Orang Paling Teraniaya di Dunia
Jawaban itu ternyata mencuri perhatian dan membuat orang bertanya-tanya tentang keadaan Meghan yang saat itu masih aktif sebagai anggota kerajaan.
Dalam podcast, akhirnya ia menjelaskan maksud dari jawaban yang sempat membuat heboh.
"Saya hanya menjawab dengan jujur karena memang sedang berada di saat-saat rentan, saya lelah. Saat itu tidak ada kesempatan untuk menjelaskan, hanya memperlihatkan saya sebagai seorang ibu yang memiliki bayi berusia empat setengah bulan,” ujar Meghan.
Diakui olehnya, pandangan orang yang menganggap dirinya merasa teraniaya sempat membuat Meghan stres. Ia kemudian memilih bermeditasi sebagai cara untuk menghadapi tudingan tersebut.
"Setiap orang, mau berusia 15 atau 25 tahun, jika ada orang lain yang mengatakan hal-hal tidak benar tentang dirinya, pasti kesehatan mental dan emosionalnya akan terpengaruh,” kata Meghan.
Baca juga: Meghan dan Harry Tak Akan Rayakan Natal di Inggris, Kenapa?
“Meditasi adalah kuncinya. Saya tidak pernah berpikir akan menjadi yang terbaik karena ada orang lain yang melakukannya. Membuat jurnal adalah solusi yang paling tepat karena memungkinkan saya untuk merenungkan dari mana saya berasal,” imbuhnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.