Pada tahun yang sama, Diana mengunjungi pasien rumah sakit AIDS di Toronto, Kanada, dan di Rio de Janiero, Brasil.
Ia juga sempat singgah di asrama Sao Paulo yang dihuni oleh anak-anak terlantar, termasuk anak-anak yang positif HIV atau sakit dengan AIDS.
Tak hanya itu, Diana juga memberikan pelukan pada sejumlah orang di sana.
Langkah berani yang dilakukan Diana selama bertahun-tahun tidak sia-sia. Dari tahun ke tahun, kesadaran masyarakat terhadap HIV/AIDS terus bertambah, meskipun masih banyak pekerjaan rumah yang masih perlu dikerjakan.
Stigma terhadap ODHA memang masih terbentuk di sebagian masyarakat, namun memudar secara perlahan.
Baca juga: Pangeran Harry Dukung Program Penghapusan Stigma HIV/AIDS
Pangeran Harry ikuti jejak sang ibu
Kerja keras Diana untuk mengadvokasi HIV/AIDS diikuti oleh putra bungsunya, Pangeran Harry.
Dalam pidatonya ketika menerima Attitude Legacy Award mewakili mendiang ibunya di 2017, Harry kembali mengenang langkah yang dilakukan Diana saat itu untuk menghapus stigma negatif terhadap ODHA dan meningkatkan kesadaran terhadap HIV/AIDS.
Pada 2006, Harry bersama Pangeran Seeiso dari Lesotho mendirikan sebuah badan amal kesehatan mental untuk anak-anak remaja yang terkena AIDS di Lesotho, Botswana dan Malawi.
10 tahun kemudian, dia juga menjalani dua tes AIDS di depan media, untuk menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa proses tes itu adalah hal normal.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.