Penting untuk memastikan mendapatkan suntikan kedua jika kamu sudah mendapatkan suntikan pertama vaksin AstraZeneca.
Baca juga: Baru Tiba di Indonesia, Ini 6 Perbedaan Vaksin AstraZeneca Vs Sinovac
Mengutip siaran pers AstraZeneca Indonesia, satu dosis vaksin AstraZeneca disebut memiliki efikasi 76 persen terhadap Covid-19 dengan gejala dalam 90 hari pertama setelah vaksinasi, tanpa penurunan perlindungan yang signifikan selama periode ini.
Efikasi vaksin setelah pemberian dosis kedua lebih tinggi apabila diberikan dengan interval yang lebih lama, mencapai 81,3 persen jika interval pemberian dosis pertama dan kedua mencapai 12 minggu atau lebih.
Data tersebut dikonfirmasi oleh analisis utama uji klinis fase ketiga dari Inggris, Brasil dan Afrika Selatan, yang dipublikasikan pada pracetak jurnal The Lancet.
Analisis tersebut juga mengonfirmasi keamanan dan efektivitas vaksin Covid-19 AstraZeneca dalam mencagah Covid-19 tanpa kasus parah dan tanpa rawat inap.
Sekadar perbandingan, vaksin Sinovac yang sudah didistribusikan di Indonesia memiliki efikasi sebesar 65,3 persen, berdasarkan uji klinis fase ketiga di Indonesia.
Sementara di Turki efikasi Sinovac mencapai 91,25 persen dan Brasil sebesar 50,4 persen.
Baca juga: Vaksin AstraZeneca Efektif pada Varian Corona Brasil, Studi Oxford Jelaskan
Sama seperti obat maupun vaksin lainnya, vaksin Covid-19 AstraZeneca juga memiliki potensi efek samping.
Dilansir dari gov.uk, kebanyakan efek samping adalah ringan sampai sedang yang sembuh dalam beberapa hari dan pada beberapa kasus hingga satu minggu setelah vaksinasi.
Berdasarkan uji klinis, beberapa efek samping yang sangat umum terjadi atau dapat memengaruhi lebih dari 1 dari 10 orang, antara lain
Sementara efek samping yang umum terjadi atau dapat memengaruhi satu dari 10 orang, di antaranya:
Sedangkan efek samping yang jarang terjadi atau dapat memengaruhi hingga 1 dari 10 orang, antara lain:
Baca juga: Tiba di Indonesia, Ketahui Potensi Efek Samping Vaksin Covid-19 AstraZeneca
Menurut laporan DW, vaksin AstraZeneca disebut masih menawarkan tingkat perlindungan yang sama terhadap varian virus corona B.1.1.7 yang pertama kali diidentifikasi di Inggris.
Hal itu didasari studi tentang efikasi AstraZeneca terhadap varian virus corona B.1.1.7.
Sumber yang sama menyebutkan, bahkan jika kita terinfeksi varian virus B.1.1.7, B.1351 atau 501Y.V2 yang pertama diidentifikasi di Afrika Selatan dan varian P.1 yang pertama kali diidentifikasi di Brasil, vaksin AstraZeneca disebut masih dapat memberikan perlindungan.
Sebab, semuanya adalah varian dari strain virus corona awal yang telah dirancang untuk dilawan oleh vaksin.
Vaksin yang ada mungkin tidak dapat mengenali bagian-bagian yang telah bermutasi, tetapi tetap akan mengenali bagian lainnya.
Baca juga: Satgas Covid-19: Penggunaan Vaksin AstraZeneca Masih Dibahas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.