Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/05/2021, 20:08 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Menduduki posisi strategis di salah satu Badan Usaha Milik Negara di usia relatif muda tak membuat Putu Dewika Angganingrum cepat berpuas diri. Ia mengaku masih punya banyak target yang ingin dikejar.

Dewika mendobrak citra bahwa untuk mencapai posisi pimpinan di BUMN membutuhkan jenjang karier yang panjang dan harus senior.

Di usianya yang menginjak 33 tahun, Dewika membuktikan bahwa perempuan muda pun punya kesempatan yang sama dengan laki-laki.

“Di Danareksa memang bisa dibilang sebagai house of millennial dan house of woman, karena di perusahaan ini para milenial dan juga perempuan didorong untuk tampil. Ini yang membedakan kami dengan BUMN lainnya,” kata Dewika ketika berbincang dengan Kompas.com secara virtual beberapa waktu lalu.

Baca juga: Menteri BUMN Tunjuk Eks Dirjen Pajak Jadi Komisaris Danareksa

Kesetaraan gender, lanjutnya, bukan hanya wacana di BUMN yang bergerak di bidang keuangan dan pasar modal ini.

Beberapa kepala divisi di Danareksa kini dipegang oleh perempuan, bahkan beberapa di antaranya berusia di bawah 40 tahun.

“Bahkan, head of IT kami adalah perempuan, posisi yang biasanya banyak dijabat laki-laki,” katanya.

Dewika merasa bangga karena ketika ia masih menjabat sebagai Head of Legal di perusahaan ini, upayanya untuk melakukan kesetaraan gender diganjar penghargaan Outstanding Contribution Award oleh Chamber of Partner for Chamber Asia Pasific.

Dia terpilih sebagai penerima penghargaan karena perannya dalam mendukung inklusi budaya dan gender dalam perusahaan, serta secara aktif mendukung generasi pengacara perempuan berikutnya di tempat kerja melalui kebijakan dan pendampingan inklusif.

Baca juga: Riset Danareksa Research Institute: Daya Beli Belum Pulih, Hati-hati Potensi Peningkatan Risiko Kredit

Tantangan di era normal baru

Memiliki latar belakang dan pengalaman bekerja di bidang hukum, Dewika mengaku menghadapi sejumlah tantangan untuk posisi barunya sebagai Corporate Secretary (Cosrek).

“Corsek harus multi-background dan multi fungsi. Jadi harus punya kemampuan di bidang legal, keuangan, dan juga risk management. Dituntut paham semua, tetapi enggak detail. Karena background saya adalah laywer, sekarang ini tantangannya memahami keuangan,” ujarnya.

Menjadi cosrek di era normal baru juga mendatangkan tantangan tersendiri baginya.

“Terutama bagaimana menguatkan branding perusahaan hanya lewat zoom. Kalau dulu sebelum pandemi lebih mudah interaksinya,” kata lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini.

Baca juga: [POPULER MONEY] Ide Bisnis Jadi Crazy Rich | Profil Orang Kaya Termuda

Dewika bercerita, di era sebelumnya posisi cosrek biasanya diisi oleh laki-laki karena kegiatannya yang banyak dan sangat mobile.

“Kalau dulu corsek bukan fungsi PR yang ditonjolkan, tetapi mendampingi direktur. Jadi memang ambigu antara protokoler dan fungsi PR. Nah, sekarang kemampuan PR yang diutamakan dari pada fungsi lainnya,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com