Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 29 Mei 2021, 16:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di masa pandemi ini mungkin banyak anak yang harus mengalami keterbatasan untuk bermain bersama dengan teman-teman sebayanya.

Namun, para orangtua tidak perlu khawatir karena kita tetap bisa mengajak anak-anak bermain dengan membuat mainan DIY (do it yourself) di rumah, dengan mudah dan menyenangkan.

Perancang busana sekaligus penulis, Diana Rikasari pun membagikan beberapa tipsnya untuk membuat mainan "custom" bersama anak-anak di rumah.

Baca juga: Mainan Anak Makin Canggih, Dilengkapi Teknologi AI

Manfaatkan barang-barang di rumah

Sebagai seorang ibu yang memiliki dua orang anak, Diana merasa perlu lebih kreatif lagi dalam menyediakan permainan untuk anak-anaknya. Terlebih di situasi pandemi saat ini.

Oleh sebab itu, dia mulai memanfaatkan barang-barang yang ada di rumah untuk membuat mainan DIY.

"Saya memang punya kebiasaan untuk menyimpan alat atau bahan-bahan yang bisa digunakan untuk membuat permainan seperti kertas, botol, kaleng, dan lainnya."

Demikian penuturan Diana dalam webinar Paddle Pop #MainYuk melalui aplikasi Zoom, Jumat (28/5/2021).

Bahkan, anak-anaknya pun kini sudah dapat membuat mainan DIY sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemui di sekitar rumah tanpa harus membeli baru.

"Misalnya, anak perempuan saya pernah mengambil bunga daisy di dekat rumah untuk dibuat sebagai kalung," kata dia.

Baca juga: 4 Tips yang Harus Diperhatikan Saat Memilih Mainan Anak

"Kita juga bisa memakai mangkok atau panci untuk dijadikan alat permainan drum. Intinya manfaatkan apa pun yang ada di rumah sebagai mainan DIY," lanjut dia.

Jangan takut salah

Dalam proses membuat mainan custom, anak-anak pasti tidak akan lepas dari yang namanya kesalahan.

Kendati demikian, Diana mengungkapkan bahwa kesalahan adalah hal yang wajar.

Di samping itu, membuat mainan DIY ini sebenarnya sangat bermanfaat untuk mengasah kekreativitasan anak.

Jadi, jika anak mengalami rasa kesal atau kecewa saat melakukan kesalahan dalam membuat mainannya sendiri, orangtua perlu mendampingi.

Orangtua harus memberi tahu anak untuk mengimprovisasi kesalahan itu menjadi lebih baik.

Membuat mainan yang menyenangkan

Setiap anak tentunya memiliki kegemaran yang berbeda-beda dalam segala bentuk permainan.

Baca juga: Mainan Anak dari Kayu atau Plastik, Mana Lebih Baik?

Diana pun merekomendasikan agar orangtua dapat mendorong anak-anak untuk membuat permainan DIY yang sesuai, dan menyenangkan bagi mereka.

"Masa pandemi ini menyebabkan sebagian besar anak-anak tidak bisa pergi ke luar rumah, jadi usahakan untuk menyediakan bahan-bahan yang bisa dijadikan permainan yang menyenangkan," kata dia.

"Sebelum memulainya, kita bisa menanyakan pada anak-anak, mainan seperti apa yang ingin mereka buat dan orangtua juga perlu mempelajarinya," tambah Diana.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau