Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Rachel Venya, Awas Terjebak Doxing, Apa Itu?

Kompas.com - 31/05/2021, 14:15 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selebgram Rachel Venya dituding berperilaku doxing karena menggelar sayembara daring untuk mendapatkan informasi pribadi salah satu haters-nya.

Tindakan itu dilakukan karena pemilik akun tersebut dinilai sudah melontarkan komentar jahat kepadanya.

Ia kemudian mengadakan sayembara berhadiah Rp15 juta untuk mendapatkan data pribadi akun tersebut.

Dalam caption yang diunggah dalam salah satu Instagram Story di akun @rachelvennya dia menulis pengumuman tersebut.

Baca juga: Okin Bicara Perceraian dengan Rachel Vennya dan Tak Ingin Menikah Lagi

"Bayar orang lacak ip address? Mager ah org masih pake akun asli, tinggal bikin sayembara, yok yg kenal fathin kalao tau biodata lengkap nama alamat dll aku kasi 15 juta buat gofood sekampung yg paling lengkap yg menang ampe hobby si fathin juga boleh, email ke rachelvennya23@gmail.com".

Jumlah uang yang ditawarkan agaknya memang menggiurkan, terbukti ia kebanjiran surel yang mengungkapkan data pribadi akun tersebut.

Hal ini memicu perdebatan di media sosial, banyak yang menilai tingkah ibu dua anak itu tidak etis.

Perbuatannya dianggap sebagai doxing, salah satu pelanggaran yang sering terjadi di era internet.

Dikutip dari laman Safenet, doxing, kependekan dari dropping documents, adalah tindakan membuka data pribadi dan dibagikan di ruang publik seperti media sosial dan daring.

Belakangan, perilaku ini dianggap sebagai ancaman kejahatan terbaru yang difasilitasi oleh teknologi digital.

Sebaliknya, ada yang beranggapan Rachel Vennya bukan pelaku doxing karena tidak menyebarkan data pribadi pemilik akun.

Ia hanya melakukan sayembara karena merasa menjadi korban komentar jahat.

Banyak warganet yang mendukung sikapnya sebagai langkah tegas menghadapi haters di dunia maya.

Wisnu M Adiputra, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) menilai tindakan ini bisa dikategorikan sebagai doxing, meski dia tidak menyebarkan data orang tersebut secara luas.

"Masuk kategori doxing karena menyarankan orang lain untuk melakukannya."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com