Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Tanda Tubuh Kebanyakan Makan Garam, Termasuk Gampang Haus

Kompas.com, 16 Juni 2021, 19:00 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Garam bisa menjadi penambah rasa pada makanan agar terasa lebih lezat. Namun, mengutip Kompas.com (4/3/2021), terlalu banyak garam memberikan dampak yang tidak baik bagi tubuh.

Beberapa di antaranya seperti mengganggu kerja ginjal, memicu tekanan darah tinggi, hingga berbahaya bagi jantung.

Lalu, bagaimana kita tahu bahwa tubuh kelebihan garam?

Melansir the Healthy, berikut beberapa tanda terlalu banyak konsumsi garam yang perlu diwaspadai:

1. Fungsi otak terganggu

Dalam sebuah penelitian tahun 2018 dari University of Colorado, para peneliti mengamati sekitar 5.000 pria berusia di atas 65 tahun.

Mereka menemukan bahwa pria yang di dalam tubuhnya memiliki kadar natrium sedikit lebih rendah ternyata 30 persen lebih mungkin mengalami penurunan kognitif.

2. Gampang haus

Makanan tinggi natrium, seperti keripik kentang, pizza, dan lainnya, membuat kita lebih gampang haus.

Menurut Harvard Health Publishing, penyebabnya adalah karena natrium dapat mengganggu keseimbangan cairan di dalam tubuh.

Jadi, di hari-hari ketika kita makan banyak makanan tinggi garam, usahakan untuk minum banyak air.

Ketika mengonsumsi banyak makanan tinggi garam, tubuh akan membutuhkan lebih banyak air untuk mengembalikan keseimabangan garam di dalam sel. Rasa haus merupakan salah satu tanda dehidrasi.

Baca juga: 5 Dampak yang Terjadi pada Tubuh jika Terlalu Banyak Konsumsi Garam

3. Pembengkakan di area tubuh tertentu

Bahkan hanya dalam sehari saja mengonsumsi banyak makanan tinggi garam dapat membuat area tertentu di tubuh kita terasa sedikit "membengkak" atau kembung di keesokan harinya.

Kondisi ini disebut edema atau pembengkakan cairan ekstra di jaringan tubuh. Edema bisa merupakan gejala dari penyakit yang mendasari, tetapi juga bisa menjadi tanda terlalu banyak konsumsi garam.

Jadi, pilihlah makanan rendah natrium atau masak makanan sendiri untuk mengontrol asupan garam.

Kembung atau begah juga bisa menjadi tanda terlalu banyak konsumsi garam.SHUTTERSTOCK/THUNDERSTOCK Kembung atau begah juga bisa menjadi tanda terlalu banyak konsumsi garam.

4. Mengalami batu ginjal

Pola makan tinggi natrium berpotensi menghambat fungsi ginjal.

Menurut World Action on Salt and Health, terlalu banyak konsumsi garam dapat meningkatkan jumlah protein yang ditemukan di dalam urine.

Lebih banyak protein dalam urine merupakan faktor risiko utama penyakit ginjal.

Selain itu, pola makan tinggi natrium juga dapat meningkatkan risiko batu ginjal.

Jika mengalami batu ginjal yang berlebihan atau nyeri, segera berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan solusinya dan bekerja sama dengan ahli gizi untuk menerapkan pola makan rendah natrium.

Baca juga: 7 Kebiasaan Sepele yang Dapat Menyebabkan Masalah Ginjal

5. Meningkatkan risiko kanker perut

Pola makan tinggi natrium juga dapat meningkatkan risiko kanker perut.

Natrium dapat menambah kerusakan pada lapisan lambung yang disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori sebagai penyebab utama kanker lambung.

6. Tekanan darah naik

American Heart Association merekomendasikan konsumsi garam per hari tak lebih dari 2.300 miligram dan idealnya, orang dewasa tak mengonsumsi lebih dari 1.500 miligram.

Sementara Kementerian Kesehatan RI menganjurkan kita untuk membatasi asupan hingga 2.000 miligram natrium per hari. Ini setara dengan garam  1 sendok teh.

Ketika mengonsumsinya secara berlebihan, natrium dapat meningkatkan tekanan darah dengan menahan lebih banyak cairan di dalam tubuh, membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.

Untuk mengubah pola makan menjadi rendah natrium, berkonsultasilah dengan dokter.

7. Menggunakan garam meja

Mengontrol asupan garam sendiri adalah cara yang baik. Namun, kita juga bisa saja menggunakan terlalu banyak garam.

Garam seukuran setengah sendok teh mengandung 1.150 miligram natrium. Jika menggunakannya tiga kali di setiap waktu makan, akan sangat mudah mengonsumsinya secara berlebihan.

Jadi, pastikan kita mengurangi penggunaan garam tambahan, terutama jika di sesi makan lainnya kita juga mengonsumsi makanan tinggi garam, seperti makanan diproses.

Baca juga: Asupan Garam Berlebih Memengaruhi Kesehatan Jantung

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau