Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Penyebab Tidak Bahagia dengan Pekerjaan dan Cara Menghadapinya

Kompas.com, 10 Desember 2021, 14:11 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Lifehack

KOMPAS.com - Perasaan tidak bahagia ketika menjalani pekerjaan adalah hal yang tidak asing bagi banyak orang.

Kondisi ini membuat kita stres, tertekan dan bahkan mengganggu produktivitas di tempat kerja. Jika terus dibiarkan, hal itu juga akan berpengaruh buruk pada kesehatan mental.

Namun banyak yang mengabaikan rasa tidak bahagia ini demi mempertahankan pekerjaan. Tindakan ini dianggap sebagai pilihan paling realistis meskipun tidak sepenuhnya baik untuk emosional kita.

Faktanya, tidak semua dari kita bisa berhenti dari pekerjaan begitu saja dan memilih karier yang baru. Apalagi jika pekerjaan tersebut merupakan sumber penghasilan utama guna memenuhi kebutuhan.

Penyebab rasa tidak bahagia di pekerjaan dan cara menanganinya

Ada banyak alasan yang bisa memicu rasa tidak bahagia ketika menjalani pekerjaan kita. Faktor internal seperti konflik pribadi sampai pengaruh luar seperti kondisi kantor dan sifat rekan kerja bisa memberikan pengaruh yang besar.

Alih-alih nekad resign dari pekerjaan demi menghilangkan rasa tidak bahagia, kita bisa mencoba memahami penyebabnya. Hal ini bisa membantu kita menentukan sikap yang tepat untuk menghadapinya.

Membenci atasan

Tidak semua orang menyukai atasannya di kantor meskipun karier kita tergantung padanya. Kita bisa berusaha menetralisir perasaan negatif ini dengan bersikap profesional, caranya dengan mengontrol reaksi, tindakan, dan sikap ketika di kantor.

Batasi interaksi hanya pada kebutuhan kantor saja agar tidak saling mengganggu. Dalam jangka panjang, lakukan perubahan agar karier kita tak lagi sepenuhnya bergantung pada atasan yang tidak disukai itu.

Baca juga: 10 Tanda Atasan yang Toksik dan Cara Menghadapinya

Membenci rekan kerja

Dikelilingi rekan kerja yang memicu perasaan negatif dapat menyebabkan ketidakbahagiaan, rasa tidak nyaman, dan bahkan penurunan kepercayaan diri. Jaga interaksi sosial di kantor tetap menyenangkan dengan mengubah sikap dan pandangan kita terhadap rekan kerja.

Untuk rekan kerja yang benar-benar toxic dan memberikan pengaruh buruk, hindari berkontak dengannya kecuali dibutuhkan.

Pekerjaan tidak lagi menyenangkan

Pekerjaan yang tidak lagi terasa menyenangkan dan bermanfaat akan memicu perasaan tidak bahagia. Ubah kondisi tersebut dengan memberikan tantangan pada diri sendiri dan reward setiap kali berhasil meraih target tersebut.

Baca juga: Tak Bahagia dengan Pekerjaan? Begini Saran Pangeran Harry...

Tidak yakin dengan pekerjaan sendiri

Pekerjaan dengan nilai dan visi yang berbeda dari yang kita anut seringkali menjadi pangkal rasa tidak bahagia. Hal tersebut akan memicu konflik pribadi yang membuat sengsara dan merusak produktivitas.

Pelajari cara menyelaraskannya pekerjaan dengan idealisme pribadi untuk mengubah motivasinya. Tak ada salahnya pula mempertimbangkan beralih pekerjaan atau karier yang lebih cocok dengan selera hati.

Bosan

Perasaan bosan dan merasa tidak berkembang juga bisa menjadi sumber emosi negatif dalam karier. Hal ini bisa dihilangkan dengan bergabung dengan project baru yang lebih menantang di kantor atau mencari pekerjaan sampingan.

Baca juga: 9 Tanda Pekerjaan Overload, Jangan Sepelekan!

Upah rendah

Upah rendah membuat kita merasa tidak bahagia karena tidak dihargai dengan imbalan yang pantas. Jika merasa layak dibayar lebih mahal, konsultasikan kenaikan gaji dengan atasan kita.

Jika responnya tidak baik dan yakin akan kemampuan diri, mencari pekerjaan lain bisa menjadi pilihan yang bijak.

Bekerja terlalu keras

Bekerja terlalu keras membuat kita stres sehingga akhirnya kesehatan mental ikut terganggu. Biasanya ini ditandai pula dengan kecenderungan untuk mengorbankan kehidupan pribadi demi karier.

Hadapi rasa tidak bahagia itu dengan mengurangi beban kerja yang tidak perlu. Tetapkan batas antara pekerjaan dan waktu pribadi untuk menjaga kondisi emosional kita.

Lakukan berbagai hal yang disukai sebagai refreshing seperti berlibur, memasak atau berkebun.

Baca juga: Dampak Negatif Terlalu Banyak Bekerja

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
Wellness
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau