Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diet Puasa Berdampak pada Kesehatan Mental, Bagaimana Bisa?

Kompas.com, 12 Januari 2022, 07:02 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber SHAPE

KOMPAS.com - Dari sekian banyak jenis diet yang menjadi tren saat ini, intermittent fasting mungkin menjadi salah satu diet yang terpopuler.

Apalagi, diet ini diklaim dapat membuat penurunan berat badan yang mengesankan, peningkatan energi, peningkatan metabolisme, kesehatan usus yang lebih baik, dan penurunan peradangan.

Namun, sebelum mencobanya sendiri, penting untuk mengetahui lebih dalam terkait diet puasa ini, dan dampaknya bagi tubuh.

Apa sebenarnya intermittent fasting?

Intermutten fasting adalah sebuah program diet yang membuat hadirnya siklus yaitu periode puasa penuh, puasa modifikasi (seringkali sangat rendah kalori), dan 'pesta' yang penuh makanan.

Baca juga: Diet Puasa, Amankah untuk Semua Orang?

Sementara, menurut Yasi Ansari, ahli diet terdaftar dan Jurubicara Akademi Nutrisi dan Dietetika, diet puasa juga dapat didefinisikan sebagai periode pembatasan antara kalori normal dan terbatas.

Diet puasa ini juga memiliki berbagai bentuk berbeda yang dapay disesuaikan dengan kebutuhan dan kesibukan kita.

Contohnya, berikut ini.

  • Alternate day fasting

Metode ini memiliki dua hari, yaitu hari makan dan hari puasa yang dilakukan secara bergantian.

Saat di hari puasa, kita tidak mengonsumsi makanan atau minuman apa pun kecuali minuman bebas kalori, seperti air putih, kopi, dan teh tanpa susu.

  • Time-restricted daily fasting

Metode ini membatasi asupan hingga jam bangun, biasanya tanpa batasan apa pun. Nah, kita akan puasa selama 8-12 jam per harinya, yang sebagian besar terjadi pada saat kita tidur.

  • 16:8 method

Metide ini adalah metode terpopuler, dan membuatkita bisa memakan apa pun yang diinginkan selama delapan jam, lalu berpuasa selama 16 jam.

  • Modified weekly fasting

Metode ini memiliki beberapa kombinasi. Misalnya 5:2 method, yaitu makan secara normal selama lima hari dalam seminggu dan kemudian berpuasa selama dua hari lainnya.

Di mana kita mengurangi asupan kalori menjadi 500-600 kalori per harinya.

Baca juga: 6 Metode Diet Puasa yang Jadi Primadona

  • 6:1 method

Mirip dengan pendekatan 5:2, tetapi kita hanya mengurangi kalori atau berpuasa pada satu hari dalam seminggu.

  • 24 hour fast

Metode ini mengharuskan kita puasa, meski tetap bisa meminum minuman bebas kalori selama dua jendela 24 jam dalam dua kali seminggu.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau