KOMPAS.com – Dari sekian banyak pola diet yang menjadi tren, diet puasa atau Intermittent Fasting menjadi salah satu yang paling populer.
Memang, pola diet satu ini tidak membatasi kelompok makanan tertentu, membuat mereka yang melakukannya bisa memakan apa pun, asalkan dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
Diet ini juga bisa dilanjutkan dengan diet lain seperti diet rendah karbohidrat dan keto untuk mempercepat prosses penurunan berat badan.
Nah, meski terbilang aman untuk dilakukan, apakah diet ini menguntungkan untuk semua orang?
Baca juga: 6 Metode Diet Puasa yang Jadi Primadona
Untuk mengetahui lebih dalam soal intermittent fasting dan manfaatnya, simak paparan dari coach Gaya Hidup dan Kesehatan Luke Coutinho, berikut ini.
Intermittent fasting sebenarnya hanyalah versi modifikasi dari cara puasa tradisional, dengan adanya periode makan dan puasa.
Biasanya, periode makan dalam diet jenis ini dilakukan dari 6-8 jam, diikuti oleh puasa selama 14-16 jam.
Jadi, seseorang yang mengikuti tren diet ini harus mengonsumsi semua kalori dalam sehari di dalam jendela makan dan berpuasa selama sisa periode tersebut.
Intermittent fasting terbagi dari beberapa jenis, misalnya 6/8, 14/10, puasa bergantian selang-seling dan lain-lain.
Baca juga: Diet Puasa Tak Terlalu Bermanfaat untuk Menurunkan Berat Badan
Pilihannya amat tergantung pada kebugaran fisik dan tujuan akhir yang ingin kita capai, entah itu menurunkan berat badan, atau hanya ingin mengontrol kadar gula darah, menurunkan kolesterol, hingga meningkatkan potensi umur panjang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.