KOMPAS.com - Puasa intermiten atau intermittent fasting menjadi salah satu metode diet yang populer karena klaimnya dapat menurunkan berat badan dengan cepat.
Namun, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa program diet ini kurang efektif daripada diet tradisional dan memiliki dampak yang kurang baik bagi kesehatan tubuh.
Para ahli yang mempelajari puasa intermiten juga memperingatkan agar orang-orang tidak mudah termakan janji-janji penurunan berat badan yang cepat dari diet ini.
Dalam sebuah uji coba terkontrol secara acak menemukan peserta yang menerapkan puasa intermiten justru kehilangan berat badan lebih sedikit daripada mereka yang melakukan diet tradisional.
Bahkan, ketika kedua kelompok akhirnya membatasi jumlah kalori yang sama.
Baca juga: Hati-hati, 9 Potensi Efek Samping dari Diet Puasa
Selain itu, para peneliti menemukan bahwa orang-orang dalam kelompok puasa intermiten juga kehilangan lebih banyak massa otot dan lebih sedikit lemak tubuh karena kurangnya aktivitas fisik.
"Temuan tersebut menunjukkan apabila puasa intermiten bukan metode diet yang ajaib dan tidaklah istimewa dibandingkan dengan diet standar lainnya."
Demikian penuturan penulis utama studi sekaligus profesor fisiologi metabolik di University of Bath, James Betts.
"Meskipun, penting untuk dicatat bahwa pendekatan pola makan dari diet ini memang dapat menyebabkan penurunan berat badan, katanya.
Betts juga mengungkapkan bahwa studi tersebut tidak dirancang untuk mengetahui diet mana yang terbaik, melainkan untuk memahami puasa dengan lebih baik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.