Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikatan Emosional antara Cucu dan Nenek dari "Kacamata Ilmiah"

Kompas.com, 20 April 2022, 20:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selain saudara terdekat, anggota keluarga lainnya seperti nenek biasanya dapat menjadi pengasuh bagi anak-anak jika orangtua mereka sedang sibuk bekerja.

Maka, tidak heran jika pada akhirnya anak-anak cenderung memiliki ikatan yang istimewa atau kedekatan dengan neneknya.

Hal itu juga diungkapkan telah dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B.

Di mana, studi tersebut menemukan pentingnya kehadiran seorang nenek bagi anak-anak dapat ditelusuri secara neurologis.

Baca juga: Tips Menguatkan Ikatan Emosional Orangtua dan Anak Selama Pandemi

"Tidak seperti primata lainnya, manusia bergantung satu sama lain untuk membantu membesarkan anak-anak mereka," tutur penulis utama studi, James Rilling.

"Dan, sering kali keturunan itu menjadi lebih baik ketika mereka memiliki orang dewasa lain, seperti nenek yang terlibat dalam kehidupan mereka," sambung dia.

Nah, para peneliti melakukan riset dengan melibatkan 50 nenek, yang dilaporkan memiliki hubungan positif dengan cucu mereka.

Peserta studi tersebut juga diminta mengisi kuesioner untuk mengukur tingkat keterlibatan mereka dalam kehidupan cucu mereka.

Para wanita menjalani pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) yang mengukur perubahan aliran darah selama aktivitas otak.

Baca juga: Bangun Ikatan Emosional dengan Si Kecil lewat Kebiasaan Ngobrol

Mereka diperlihatkan empat gambar. Satu dari cucu mereka, satu dari anak yang tidak dikenal, satu dari orang dewasa yang tidak dikenal, dan terakhir salah satu orangtua berjenis kelamin sama dengan cucu mereka, entah anak kandung atau menantu.

Studi di masa lalu telah meneliti fungsi otak ibu dan ayah.

Kini, studi terbaru ini adalah salah satu yang pertama memberikan wawasan tentang bagaimana otak nenek bereaksi terhadap cucunya.

Para peneliti menemukan, ketika diperlihatkan gambar cucu kandung mereka, nenek memiliki respons neurologis di area otak yang berhubungan dengan empati dan motivasi emosional.

Baca juga: Cara Membangun Ikatan Emosional dengan Anak Tiri

Menariknya, temuan itu juga mencatat, nenek menunjukkan empati emosional yang lebih kuat ketika melihat gambar cucu mereka, daripada anak-anak mereka sendiri.

Namun, bagaimana pun para peserta tetap menunjukkan empati kognitif yang lebih kuat saat melihat foto anak kandung dan menantu mereka dibandingkan dengan cucu mereka.

"Empati emosional adalah merasakan emosi yang dirasakan orang lain."

|Sedangkan empati kognitif adalah memahami apa yang dipikirkan atau dirasakan seseorang dan alasannya," ungkap Rilling.

Ini berarti kakek-nenek lebih diarahkan pada respons emosional ketika datang ke cucu mereka, meskipun kecenderungan alami mereka untuk ingin memahami perasaan anak-anak mereka sendiri.

 https://www.marthastewart.com/8184705/bond-between-children-grandmother-explained

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau