Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Wanita Asal New York, Turunkan Berat Badan dengan Jalan Kaki

Kompas.com, 10 Juni 2022, 10:30 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Today

KOMPAS.com - Mengubah gaya hidup dan menurunkan berat badan mungkin mudah diucapkan, tapi sukar untuk dilakukan. Terkadang, dibutuhkan suatu dorongan atau pemicu kuat untuk melakukannya.

Itulah yang terjadi pada seorang wanita asal New York bernama Sherrie Dampeer.

Dampeer melihat sendiri bagaimana masalah berat badan mempengaruhi kesehatan ibunya. Karena itu, wanita berusia 56 tahun ini takut hal yang sama akan terjadi padanya.

“Kesehatan ibu saya adalah salah satu hal yang saya takuti. Sebab saat saya melihatnya, saya seperti melihat diri sendiri,” ujar Dampeer, sebagaimana dikutip dari Today.

Dampeer melanjutkan, saat ibunya meninggal dunia, ibunya mengonsumsi banyak obat-obatan yang hampir semuanya terhubung dengan berat badannya.

Tak hanya itu, ibu Dampeer juga menderita diabetes dan hipertensi, gagal jantung kongestif serta memiliki masalah mobilitas karena kelebihan berat badan. Ibunya pun berakhir di panti jompo karena tidak bisa merawat dirinya sendiri.

Ketika ibunya meninggal, Dampeer pun merasa terdorong untuk mengubah gaya hidupnya dan mulai bertekad untuk fokus pada kesehatannya sendiri.

Baca juga: 5 Makanan Sehari-hari yang Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

Kendati demikian, hal itu tidak mudah. Pasalnya, Dampeer cukup sibuk.

Dia bekerja untuk Departemen Pelayanan Sosial Administrasi Sumber Daya Manusia Kota New York dan menjadi seorang pendeta di gerejanya. Bahkan, dia juga merupakan seorang sukarelawan

Namun, semua itu mulai terwujud pada tahun 2020, saat pandemi Covid-19 mulai menyebar di Amerika Serikat.

Saat itu, Dampeer mulai ketakutan karena dia mendengar bahwa penderita obsesitas seperrti dirinya memiliki risiko tinggi tertular Covid-19 dengan gejala parah.

Namun, Covid-19 membuatnya memiliki lebih banyak waktu luang untuk memulai gaya hidup sehat.

“Pekerjaan saya berakhir pada Maret 2020, dan saya memutuskan untuk mulai merawat diri. Saya tinggal sendiri, tapi saya tidak mau mati sendirian, saya takut. Jadi, saya mulai mengubah apa yang saya makan dan mulai rajin berjalan kaki,” ujarnya.

Dampeer juga mengakui bahwa dia termotivasi oleh pelatih kebugaran Stephanie Mansour dalam mengubah gaya hidupnya.

“Stephanie [Mansour] terdengar sangat memotivasi dan dia berfokus pada apa yang bisa kita lakukan. Jika kita tidak bisa melakukan situp, squat atau pushup, dia akan mengajarkan kita cara memodifikasinya, membuat kita merasa diterima,” ujarnya.

Baca juga: Rutin Jalan Kaki di Pagi Hari, Rasakan 10 Manfaatnya

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau