Ia hanya mengirim barang ke luar negeri bila ada konsumen di sana yang memaksa menginginkan produknya.
Hingga kini, pembelinya datang dari Filipina, Thailand, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Austria, hingga Amerika Serikat.
"Saya terkendala di shipping. Produk luar gampang masuk ke kita, tapi dari kita susah keluar," ungkap pria kelahiran Bandung, 15 Juni 1990.
Baru tahun ini, pihaknya akan fokus menggarap pasar luar negeri.
Ditambah beberapa temannya ingin menyimpan Prostreet di beberapa store di luar negeri.
Berbeda dengan pakaian pada umumnya, desain yang dihadirkan Prostreet sangat detail dan rumit.
"Namun, kerumitan ini justru menjadi jiwa dalam desain Prostreet."
"Desain seperti ini kemudian disukai banyak konsumen dari pegiat sportbike," kata Founder sekaligus CEO Prostreet ini.
Berbagai desain yang diproduksi Prostreet pun terinsipirasi dari gaya tatto Yakuza, Jepang.
Freddy kemudian mengombinasikan desain tersebut dalam pakaian yang dibuat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.