Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Kevin Sanjaya, Mengapa Pria Melamar Wanita Sambil Berlutut?

Kompas.com, 4 Agustus 2022, 14:21 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Momen Kevin Sanjaya melamar Valencia Tanoesoedibjo pada Selasa (2/8/2022) tengah hangat diperbincangkan warganet di media sosial.

Kevin menjadi sorotan lantaran caranya melamar sang kekasih disebut warganet romantis, anti-mainstream, bahkan membuat iri.

Bagaimana tidak, pebulu tangkis berusia 27 tahun itu berani mengambil keputusan melamar Valencia di stadion besar sekelas Jakarta International Stadium (JIS).

Itu menjadi tempat yang "tidak biasa" mengingat banyak pria memilih melamar wanita pujaannya di restoran atau tempat liburan yang romantis.

Kevin Sanjaya melamar putri pengusaha sekaligus politikus Harry Tanoesoedibjo, Valencia, di Jakarta Internasional Stadium.Instagram/kevin sanjaya Kevin Sanjaya melamar putri pengusaha sekaligus politikus Harry Tanoesoedibjo, Valencia, di Jakarta Internasional Stadium.

Kevin melamar Valencia sambil berlutut

Dalam berbagai foto dan video yang beredar di media sosial, Kevin lebih dulu mengajak Valencia berjalan menyusuri panggung berwarna putih berhiaskan bunga di sisi kanan-kirinya.

Setelah tiba di ujung panggung, salah satu videotron memutar sebuah video sebelum Kevin berlutut dengan satu kaki dan menyatakan niatnya untuk melamar Valencia.

Posisi berlutut yang ditunjukkan Kevin saat meminang putri kedua Hary Tanoesoedibjo itu memang lumrah dilakukan pria ketika melamar wanita.

Tradisi pria yang berlutut saat melamar wanita juga punya sejumlah nilai dan makna yang tidak kalah romatis, seperti dilansir Metro berikut ini.

1. Tunduk

Sebagian orang mengira pria berlutut menghadap wanita ketika melamar merupakan bukti penyerahan diri.

Meski anggapan tersebut ada benarnya, posisi berlutut sebenarnya merupakan tanda hormat dan tunduk pada kekuatan yang lebih besar.

Jadi, berlutut saat melamar adalah tindakan yang serupa karena memberikan rasa hormat dan hidup kepada orang yang dicintai dan Tuhan.

Itu menjadi alasan yang masuk akal mengingat pasangan yang menikah nantinya terkait juga dengan agama.

2. Penghormatan

Di sisi lain, berlutut biasanya dilakukan ketika seseorang sedang dianugerahi gelar kebangsawanan.

Maka dari itu, berlutut menjadi posisi untuk menerima tanda penghormatan tertinggi.

3. Sudah ada sejak abad pertengahan

Pria berlutut ketika melamar wanita pujaan hatinya bukanlah tradisi baru dalam kehidupan modern.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau