KOMPAS.com - Anak-anak mulai masuk sekolah dengan diberlakukannya Pertemuan tatap muka (PTM) sejak awal Juli 2022 lalu.
Namun sejumlah orangtua mengkhawatirkan risiko penularan Covid-19 ketika anak berkegiatan di sekolah.
Berdasarkan pantauan di media sosial, beberapa mengaku buah hatinya pulang dengan keluhan batuk dan pilek.
Tentunya ini membuat banyak dari kita ragu untuk mengizinkan anak kembali ke sekolah.
Baca juga: Pandemi Belum Usai, Simak Rekomendasi WHO agar Terhindar dari Covid-19
Sebenarnya, kegiatan belajar di sekolah bisa tetap aman jika prosedur kesehatan ditetapkan dengan ketat, seperti selalu menggunakan masker di dalam kelas.
Kendati demikian, membuat anak-anak untuk betah menggunakan masker bukanlah hal mudah.
Pasalnya, mereka sangat aktif dan tidak menyukai sensasi adanya penutup di wajahnya.
Belum lagi pengaruh dari sekitarnya yang membuat anak mendadak lupa pada pesan orangtua untuk selalu menggunakan maskernya.
Dikutip dari Cooper University Health Care, anak-anak bisa mengenakan masker jika diajarkan dengan pendekatan yang positif, meski kondisi mereka berbeda-beda.
“Anak-anak bisa beradaptasi dengan baik. Tentu, setiap anak itu berbeda, dan beberapa anak dengan cacat perkembangan yang parah atau masalah sensorik mungkin memiliki waktu yang lebih sulit. Ini harus didiskusikan secara individual dengan dokter anak,” ujar dokter anak di Children’s Regional Hospital Cooper, Anna Krol, MD.
Baca juga: Jangan Kendur Pakai Masker untuk Cegah Covid di Masa Transisi Endemi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.