Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/11/2022, 16:53 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Perilaku suporter dan Timnas Jepang dalam hal kebersihan di Piala Dunia Qatar 2022 menuai pujian publik.

Mereka membersihkan sampah yang tertinggal di stadion secara sukarela dan memastikan tak ada yang tertinggal sama sekali.

Tindakan yang layak dicontoh ini tentunya buah dari pengasuhan gaya Jepang yang menekankan disiplin pada anak sejak kecil.

Baca juga: Belajar Budaya Kebersihan dari Suporter Jepang di Piala Dunia Qatar 2022

Hasilnya, masyarakat Jepang dikenal dengan perilaku yang tertib dan menjaga kebersihan, di mana saja mereka berada.

Cara orangtua Jepang mengajarkan disiplin pada anak sejak dini

Anak-anak Jepang dikenal dengan perilakunya yang mandiri, disiplin dan tertib, yang tidak selalu kita dapati dengan mudah di banyak negara lainnya.

Sedari awal, orangtua di Jepang memang memberikan perhatian besar tentang bagaimana anaknya sebaiknya berperilaku disiplin, di usia berapa pun.

Untuk menerapkan pengasuhan yang serupa, ada beberapa hal yang memengaruhi:

Seni Shitsuke

Istilah dalam Bahasa Jepang ini bisa dimaknai sebagai mempersiapkan sesuatu terlebih dulu.

Dalam soal parenting, masyarakat Negeri Sakura percaya jika anak harus diajarkan berperilaku sopan, etika dan disiplin sejak dini.

Alasannya, hal tersebut akan semakin sulit dipelajari ketika seseorang bertambah dewasa.

Baca juga: 5 Sikap Disiplin yang Harus Diterapkan Orangtua pada Anak

Menegur anak di tempat yang tepat

Orangtua Jepang tidak pernah menegur atau memarahi anaknya di depan umum.

Mereka akan berusaha mencari ruang yang lebih tertutup atau terjaga privasinya untuk mengoreksi perilaku buah hatinya.

Cara ini membuat anak memahami maksud teguran orangtuanya, bukannya merasa malu karena dimarahi di depan orang lain.

Belajar berempati sejak kecil

Pengasuhan Jepang mengajarkan anak berempati sejak dini sekaligus sikap respek satu sama lain.

Anak diajari mempertimbangkan konsekuensi dari perbuatan buruknya termasuk ketika merugikan orang lain.

Baca juga: Pentingnya Melatih Anak-anak Berempati sejak Dini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com