Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pensiun Dini Mempercepat Penurunan Kognitif, Kenapa?

Kompas.com - 16/01/2023, 06:12 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak orang memilih pensiun dini karena ingin lebih banyak berinteraksi dengan keluarga di rumah.

Namun tampaknya, studi terbaru dari para peneliti di Binghamton University, State University of New York akan membuat karyawan yang berencana pensiun dini untuk memikirkan ulang hal tersebut.

Dalam studi itu ditemukan, pensiun dini bisa mempercepat penurunan kognitif di kalangan lansia.

Peneliti melihat data dari program pensiun di China

Asisten profesor ekonomi Plamen Nikolov dan mahasiswa doktoral ekonomi Shahadath Hossain dari Binghamton University memeriksa data dari New Rural Pension Scheme (NRPS) China dan Chinese Health and Retirement Longitudinal Survey (CHARLS).

Mereka berupaya menentukan bagaimana rencana pensiun memengaruhi performa kognitif di antara peserta.

Dalam survei CHARLS, peserta yang dilibatkan adalah orang berusia 45 tahun ke atas. Para peneliti secara langsung menguji kognisi peserta dengan berfokus pada memori episodik dan komponen status mental.

Hasilnya, rencana pensiun dini dapat memiliki konsekuensi negatif.

Tim Nikolov menunjukkan, rencana pensiun ini dapat berperan penting terhadap penurunan kognitif pada orang lanjut usia.

"Karena meningkatnya demografis yang besar ini, China memperkenalkan program pensiun formal (disebut NRPS) di kawasan pedesaan negara itu," tutur Nikolov.

"Program ini diperkenalkan karena populasi lansia China yang meningkat pesat dan dalam upaya memberantas kemiskinan di usia tua."

Lebih lanjut ia menyebut, di kawasan pedesaan di China, perawatan tradisional berbasis keluarga untuk lansia tidak berjalan efektif.

"Untuk orang lanjut usia, transfer yang tidak memadai, baik dari transfer informal keluarga maupun komunitas dapat sangat mengurangi kemampuan mereka untuk mengatasi penyakit atau gizi buruk."

Para peneliti melihat data administrasi dari pemerintah China tentang pelaksanaan program pensiun.

Mereka memiliki akses ke sumber data survei tambahan yang merinci perilaku dan karakteristik sosial ekonomi peserta program pensiun tersebut.

Nikolov dan tim peneliti menemukan, program itu menyebabkan efek buruk yang signifikan pada fungsi kognitif di kalangan lansia.

Baca juga: Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum Memasuki Masa Pensiun

Efek negatif pensiun dini

Indikator penurunan kognitif yang paling signifikan adalah menurunnya daya ingat, yang merupakan prediktor penting demensia.

Program pensiun memberikan lebih banyak efek negatif di kalangan wanita.

Nikolov mengatakan, hasil studi ini mendukung hipotesis di mana penurunan aktivitas mental karena pensiun mengakibatkan keterampilan kognitif memburuk.

Ia bersama rekan peneliti menemukan, pensiun dan tunjangan yang didapatkan peserta mengarah pada perbaikan kesehatan.

Namun, program pensiun dini itu menimbulkan pengaruh negatif pada aspek lain seperti aktivitas sosial, aktivitas yang terkait dengan kebugaran mental, dan keterlibatan sosial.

"Peserta dalam program melaporkan tingkat keterlibatan sosial yang jauh lebih rendah, disertai rendahnya tingkat kesukarelaan dan interaksi sosial daripada mereka yang tidak mengikuti program itu," kata Nikolov.

"Kami menemukan, peningkatan isolasi sosial sangat terkait dengan penurunan kognitif yang lebih cepat di kalangan orang tua."

Baca juga: Persiapan untuk Pensiun Dini dengan Bahagia

Buruk bagi kesehatan mental, namun meningkatkan kesehatan fisik

Disampaikan Nikolov, peserta program pensiun melaporkan penurunan kebiasaan mengonsumsi alkohol dibandingkan tahun sebelumnya.

Jika dilihat secara keseluruhan, dampak merugikan pensiun dini terhadap keterlibatan mental dan sosial lebih besar daripada manfaatnya terhadap kesehatan fisik.

"Sesuatu yang penting dan menentukan kesehatan yang lebih baik mungkin sangat berbeda dari hal-hal yang penting untuk kognisi lebih baik di kalangan lansia."

"Keterlibatan sosial dan koneksi dengan orang lain mungkin adalah satu-satunya faktor paling kuat untuk performa kognitif di usia tua," sambung Nikolov.

Nikolov dan timnya mempelajari bagaimana keputusan untuk pensiun mempengaruhi fungsi kognitif peserta.

Tim peneliti membandingkan nasib peserta dengan orang-orang yang memiliki status sosial ekonomi serupa, namun yang tinggal di daerah di mana program pensiun itu tidak diadakan.

"Individu di daerah yang menerapkan program NRPS memiliki skor lebih rendah daripada individu yang tinggal di daerah tanpa program NRPS," ujarnya.

"Selama hampir 10 tahun sejak diterapkan, program tersebut menyebabkan penurunan performa kognitif hingga hampir seperlima dari standar deviasi pada ukuran memori yang kami periksa."

Fenomena serupa terjadi di negara lain

Menariknya, temuan terkait program ini mirip dengan temuan mengenai fenomena serupa di negara berpenghasilan lebih tinggi seperti AS, Inggris, dan Uni Eropa.

Menurut Nikolov, fakta itu menunjukkan, pensiun mempengaruhi orang-orang di berbagai wilayah dengan pola yang mirip.

"Kami terkejut saat mengetahui tunjangan pensiun dan masa pensiun benar-benar menghasilkan penurunan performa kognitif."

"Dalam studi berbeda, kami melihat temuan yang sangat kuat di mana pengenalan manfaat pensiun dan masa pensiun memberikan manfaat kesehatan melalui peningkatan kualitas tidur dan pengurangan konsumsi alkohol dan merokok," sebutnya.

"Fakta bahwa pensiun menyebabkan berkurangnya performa kognitif adalah temuan nyata tentang masalah yang tidak terduga dan membingungkan, namun temuan ini sangat penting untuk kualitas hidup seseorang di usia tua."

Baca juga: Ingin Hidup Sehat dan Bahagia Saat Pensiun? Lakukan Saja Ini!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com