Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Ini 5 Efek Buruk Punya Kebiasaan Mengunyah Es Batu

Kompas.com, 24 Maret 2023, 06:00 WIB
Dinno Baskoro,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa orang mungkin punya kebiasaan yang unik saat menikmati minuman dingin, misalnya saja mengunyah es batu.

Tekstur es batu yang keras itu sebetulnya tidak untuk dikunyah, melainkan berfungsi sebagai mendinginkan minuman yang akan kita nikmati.

Sebab akan ada masalah lain seperti kerusakan gigi yang kemudian merugikan kita dan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Baca juga: Cara Memutihkan Wajah Paling Murah, Cuma Pakai Es Batu 

Dampak buruk mengunyah es batu

Ilustrasi es batu. PIXABAY/HANS Ilustrasi es batu.

Entah akibat kecemasan atau rasa gugup, sebagian orang tanpa sadar bisa mengunyah sesuatu yang tak biasa, seperti es batu.

Menurut dokter gigi Karyn Kahn, DDS dari Cleveland Clinic, kebiasaan mengunyah es batu dapat membantu menenangkan diri saat merasa cemas.

"Mengunyah es batu meningkatkan aliran darah ke otak dan merangsang sistem saraf parasimpatis yang kemudian memberi efek menenangkan,"

"Orang-orang merasa dirinya lebih baik setelah mengunyah es batu," kata dokter Kahn.

Tetapi kata dokter Kahn, kebiasaan ini perlu dihentikan karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan gigi dan mulut.

Melansir laman Cleveland Clinic, berikut beberapa bahaya punya kebiasaan mengunyah es batu.

1. Kerusakan gigi

Mengunyah es batu sesekali mungkin tidak masalah, tetapi jika keseringan atau berlebihan dampaknya bisa memicu kerusakan gigi.

Area gigi yang biasa digunakan untuk mengunyah seperti gigi geraham mungkin bisa saja patah atau retak akibat mengunyah benda keras.

Begitu juga pada gigi seri yang kerap digunakan untuk memecah es, kemungkinan gigi itu patah juga lebih tinggi.

2. Merusak kawat gigi

Ilustrasi kawat gigishutterstock Ilustrasi kawat gigi
Bagi orang yang memakai behel atau kawat gigi, kebiasaan mengunyah es batu seharusnya segera dihentikan.

Kebiasaan ini bisa merusak kawat gigi yang sudah kita bayar mahal untuk meratakan gigi kita.

Bagian braket atau kawat ortodontiknya bisa saja rusak akibat mengunyah es batu.

3. Memicu nyeri rahang

Mengunyah es batu membuat otot rahang bekerja lebih keras karena teksturnya es yang tidak sesuai dengan kemampuan otot rahang.

Kebiasaan tersebut lantas bisa mengakibatkan nyeri rahang yang memberikan sensasi ketidaknyamanan saat beraktivitas.

Baca juga: Melihat Keampuhan Es Batu untuk Menyembuhkan Sariawan

4. Merusak enamel

Enamel merupakan lapisan gigi terluar dan sebetulnya ini adalah zat paling keras yang ada di tubuh kita.

Namun kokohnya enamel bisa mudah rusak jika keseringan digunakan untuk memecah es batu.

Bahkan kerusakan yang ditimbulkan akan sulit diatasi atau dipulihkan dengan pengobatan di dokter gigi.

5. Membuat gigi semakin sensitif

Kerusakan gigi sekecil apapun baik pada gigi atau lapisannya bisa membuat tingkat sensitivitas gigi meningkat.

Hal itu kemudian dapat memicu seseorang merasa lebih terganggu karena gigi akan lebih mudah merasakan nyeri jika terpapar makanan atau minuman yang panas atau terlalu dingin.

Baca juga: Makanan Tinggi Gula Sebabkan Kerusakan Gigi pada Balita

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau