Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/06/2023, 18:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kurma merupakan buah kering yang dikenal memiliki rasa sangat manis dan mudah ditemukan di Indonesia, terutama di bulan puasa.

Kurma adalah buah yang berasal dari pohon palem, yang tumbuh di area dengan iklim tropis dan dapat dimakan langsung tanpa dikeringkan.

Biasanya, kurma jenis Medjool dikonsumsi dengan cara ini, segar tanpa dikeringkan.

Selain itu, kurma juga mengandung gula alami di dalamnya, sehingga mengeringkannya akan membuat rasa manisnya bertambah pekat.

Namun menariknya, kurma rupanya tidak membahayakan meski mengandung gula.

“Namun, hanya karena kurma kaya akan gula, tidak berarti gula buruk untuk tubuh."

Baca juga: Dampak Makan Kurma Berlebihan, Gangguan Pencernaan hingga Diabetes

"Kurma memiliki banyak manfaat dan kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tubuh,” ujar ahli diet bersertifikat Gillian Culbertson, RD, LD sebagaimana dikutip dari Cleveland Clinic.

Bahkan menurut Departemen Pertanian AS (USDA), satu porsi (sekitar 100 gram) kurma saja sudah dapat memenuhi rekomendasi harian dari berbagai nutrisi yang dibutuhkkan tubuh.

Berikut rinciannya:

  • Tembaga: 40 persen(362 mg).
  • Magnesium: 15 persen (54 mg).
  • Mangan: 14 persen (296 mg).
  • Kalium: 23 persen(696 mg).
  • Vitamin B6: 17 persen (249 mg).

Selain itu, kurma juga kaya akan zat besi dan serat, dengan sekitar tujuh gram serat per sajiannya, sama dsengan jumlah serat dalam 125 gram pasta masak.

Kandungan nutrisi di atas inilah yang membuat kurma memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, berikut di antaranya.

Menyehatkan usus besar

Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Nutrients menemukan bahwa manfaat serat dari sayuran dan buah-buahan bagi usus besar bukan hanya melancarkan pencernaan, namun juga beberapa hal berikut:

  • Menjaga kadar gula darah tetap stabil
  • Menurunkan kolesterol LDL dan kolesterol total
  • Mencegah naiknya berat badan dan obesitas
  • Mengurangi risiko kanker kolorektal, stroke, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

Membantu mencegah penyakit kronis

Kurma matang dengan senyawa tanaman yang berfungsi sebagai antioksidan, yang dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

Radikal bebas sendiri merupakan molekul sel rusak yang mencuri elektron dari sel sehat untuk menstabilkan dirinya sendiri, yang dapat memicu kerusakan sel dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit kronis, seperti penyakit autoimun, kanker, jantung, dan katarak.

Adapun jenis anyioksidan yang ada dalam kurma adalah sebagai berikut:

  • Karotenoid.
  • Flavonoid.
  • Lignan.
  • Asam fenolik.
  • Polifenol.

Meningkatkan kesehatan otak

Ada beberapa studi yang menghubungkan antara konsumsi kurma dengan meningkatnya fungsi otak akibat kandungan antioksidan di dalamnya, yang dapat mencegah peradangan.

Perasangan otak sendiri dikaitkan dengan berkembangnya beberapa penyakit, seperti Alzheimer, Parkinson, dan amyotrophic lateral sclerosis (ALS), yang juga dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig.

“Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Ayurveda and Integrative Medicine menemukan bahwa semakin baiknya ingatan, samakin mudah belajar, dan berkurangnya kecemasan merupakan manfaat dari memakan kurma,” ujar Culbertson.

Baca juga: 4 Manfaat Kurma untuk Sakit Lambung dan Waktu Terbaik Konsumsinya

Ia juga menambahkan bahwa kurma dikaitkan dengan berkurangnya protein amyloid beta di otak, yang dapat membentuk plak yang memicu berkembangnya Alzheimer.

Kendati demikian, Culbertson mengatakan bahwa hal ini masih perlu dipelajari lebih lanjut.

Membantu persalinan alami

Menurut Culbertson, ada beberapa penelitian yang menyebut bahea memakan kurma dapat membantu persalinan.

“Berapa lama kita perlu mengonsumsinya masih perlu diteliti, namun sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Jordan University of Science and Technology menemukan, perbedaan terlihat saat seseorang mengonsumsinya secara rutin selama satu bulan sebelum kehamilan, dan kurma juga dapat memperpendek waktu persalinan,” ujarnya.

Diyakini, hal tersebut disebabkan karena senyawa dalam kurma tampaknya merangsang reseptor oksitosin, yang biasanya merupakan pekerjaan hormon oksitosin, yang merupakan kunci kontraksi persalinan yang produktif.

Lalu karena kurma merupakan sumber karbohidrat sehat dan tinggi gula alami, memakannya dapat membantu tubuh menyimpan energi yang cukup untuk persalinan itu sendiri.

Membuat kulit nampak lebih muda

Seperti hormon manusia, hormon tanaman (fitohormon) membantu tanaman tumbuh dan bereproduksi.

Menariknya, hormon ini memiliki manfaat anti-penuaan untuk kulit, sehingga biasa digunakan dalam produk perawatan kulit.

Kurma pun penuh dengan fitohormon.

Dalam sebuah penelitian kecil di mana 10 orang wanita menggunakan krim dengan ekstrak biji kurma lima persen buatan peneliti selama dua kali sehari selama lima minggu, ditemukan bahwa krim itu dapat mengurangi ukuran dan kedalaman kerutan di sekitar mata mereka.

Alternatif gula rafinasi yang lebih sehat

Jika ingin mengurangi gula, kita bisa membuat pasta kurma manis dengan mencampur kurma dan air dalam blender.

Baca juga: Ketahui, Waktu Terbaik Menyantap Kurma

Lalu untuk menggunakannya sebagai pengganti gula, gantikan dengan skala 1:1. Jadi jika menggunakan satu cangkir gula, gantikan dengan satu cangkir pasta kurma.

“Kita tidak akan kehilangan rasa manis, namun tetap mendapatkan antioksidan dan serat."

Bahkan kurma dianggap sebagai makanan indeks glikemik rendah, yang hanya memiliki indeks glikemik sekitar 42 saja, membuat gula darah tetap stabil,” ujar Culbertson.

Kita juga dapat menggunakan kurma cincang sebagai subtitusi permen dan chocolate chip dalam resep dessert dan makanan lainnya.

Namun perlu diperhatikan, kurma tetap tinggi kalori. Jadi sebaiknya batasi konsumsinya, ya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com