KOMPAS.com - Mengetahui pasangan berselingkuh bisa menjadi pengalaman yang sangat emosional dan menghancurkan. Seseorang akan merasa terluka, marah, sedih, atau bahkan sakit secara fisik.
Kemudian muncul pertanyaan, mengapa pasangan memilih untuk selingkuh?
Mengutip Healthline, sebuah penelitian 2017 dalam The Journal of Sex Research melakukan survei kepada 495 orang yang pernah berselingkuh.
Studi ini mengidentifikasi delapan faktor pendorong utama yang berkontribusi terhadap perselingkuhan. Lalu apa saja penyebab seseorang berselingkuh?
Baca juga: Ketahui Tanda Pasangan Selingkuh di Media Sosial
Orang terkadang berselingkuh karena marah atau ingin membalas dendam. Biasanya saat mengetahui pasang selingkuh seseorang ingin membuat pasangannya juga mengalami emosi yang sama agar mereka bisa memahami rasa sakitnya.
Pemikiran inilah yang mendorong seseorang berselingkuh.
Perselingkuhan yang dimotivasi oleh kemarahan dapat terjadi karena alasan selain balas dendam, seperti:
Perasaan euforia dan kegembiraan yang biasanya terjadi saat jatuh cinta pada seseorang umumnya tidak berlangsung selamanya.
Saat pertama kali jatuh cinta pada seseorang, kita mungkin akan merasakan gairah, kegembiraan, dan aliran dopamin yang meluap-luap hanya karena menerima pesan singkat darinya.
Namun, intensitas perasaan ini biasanya memudar seiring berjalannya waktu. Fase awal hubungan, termasuk kencan pertama, seringkali dipenuhi dengan perasaan yang intens dan euforia. Namun, seiring berjalannya waktu, kilauan ini bisa memudar.
Bertahan dalam sebuah hubungan tanpa cinta yang romantis dapat menimbulkan keinginan untuk merasakan cinta lagi dan memotivasi perselingkuhan.
Memiliki kesempatan untuk berselingkuh bisa menjadi faktor yang meningkatkan potensi terjadinya perselingkuhan, tetapi itu tidak berarti setiap individu yang memiliki kesempatan akan benar-benar berselingkuh.
Perselingkuhan adalah tindakan yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Seseorang tidak akan memilih untuk selingkuh jika hanya karena satu atau dua faktor saja.
Faktor-faktor seperti jarak dalam hubungan, perasaan terhadap penampilan diri, dan interaksi dengan rekan kerja bisa memengaruhi kemungkinan terjadinya perselingkuhan.
Baca juga: Perilaku Selingkuh Bisa Jadi Faktor Keturunan, Ini Penjelasannya
Persepsi tentang komitmen bisa sangat bervariasi antara individu. Beberapa orang mungkin memiliki nilai-nilai dan harapan yang berbeda tentang komitmen dalam hubungan yang dapat mempengaruhi perilaku mereka.
Orang yang memiliki ketidaknyamanan atau masalah dengan komitmen dalam hubungan mungkin lebih rentan untuk selingkuh.
Ketakutan akan keterikatan atau keterbatasan dapat mendorong mereka mencari kepuasan atau keintiman di luar hubungan sebagai cara untuk menjaga jarak.
Selain itu, bisa saja seseorang sangat menyukai pasangannya namun masih takut untuk membuat komitmen dengan orang tersebut.
Dalam kasus ini, salah satu pasangan mungkin akan berselingkuh sebagai cara untuk menghindari komitmen, bahkan jika mereka sebenarnya lebih suka untuk tetap berada dalam hubungan tersebut.
Alasan lain untuk perselingkuhan yang berhubungan dengan komitmen termasuk kurangnya minat untuk berkomitmen dalam jangka panjang, menginginkan hubungan yang lebih santai, atau menginginkan jalan keluar dari suatu hubungan.
Kebutuhan yang tidak terpenuhi dalam suatu hubungan dapat menjadi faktor pendorong untuk perselingkuhan. Kebutuhan akan keintiman emosional, fisik, dan sosial adalah aspek penting dalam hubungan yang sehat.
Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, seseorang mungkin merasa kurang puas atau bahkan frustasi yang pada akhirnya memicu pencarian kepuasan di luar hubungan.
Baca juga: 12 Alasan Perempuan Selingkuh, Seks Tak Selalu Jadi Tujuan Utama
Keinginan untuk berhubungan seks adalah salah satu faktor yang dapat memotivasi beberapa orang untuk berselingkuh. Faktor-faktor lain, termasuk kesempatan atau kebutuhan seksual yang tidak terpenuh juga dapat berperan dalam perselingkuhan.
Perselingkuhan bahkan bisa terjadi meski seseorang memiliki hubungan yang memuaskan secara seksual. Hal ini bisa karena seseorang masih ingin berhubungan seks dengan orang lain. Ini berkaitan dengan hasrat seksual yang tinggi pada seseorang.
Keinginan untuk memiliki variasi lain dalam hubungan seringkali terkait dengan eksplorasi seksual yang lebih luas. Mereka mungkin ingin mencoba jenis seks yang tidak disukai pasangannya meski mereka merasa cocok dengan pasangannya.
Kebutuhan akan variasi atau eksplorasi seksual dapat muncul dari berbagai motivasi, termasuk rasa ingin tahu, keinginan untuk mencoba hal-hal baru, atau pengembangan kedalaman dalam keintiman fisik.
Selain eksplorasi seksual, seseorang mungkin juga menginginkan variasi dalam bentuk seperti:
Menginginkan peningkatan harga diri juga dapat memotivasi perselingkuhan. Perasaan kurangnya nilai diri atau kurangnya kepercayaan pada diri sendiri dapat memicu keinginan untuk mendapatkan validasi dan pengakuan dari orang lain, terutama jika perasaan ini dapat diperoleh melalui hubungan atau interaksi romantis dengan orang baru.
Berhubungan seks dengan orang baru dapat menimbulkan perasaan positif. Seseorang mungkin merasa diberdayakan, menarik, percaya diri, atau sukses. Perasaan-perasaan ini dapat membangun harga diri.
Tak hanya itu, meskipun seseorang memiliki pasangan yang penuh kasih dan suportif, perasaan rendah diri mungkin masih berdampak. Mereka mungkin meragukan niat pasangan atau merasa bahwa pujian dan dukungan yang diberikan hanya karena mereka harus mengatakan itu.
Baca juga: Ternyata, Kualitas Hubungan Bukan Alasan Selingkuh, Lalu Apa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.