Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 20 Desember 2023, 09:59 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Para psikolog berpendapat, orang yang kesepian mungkin akan melakukan apa saja untuk membantu orang lain.

Cara ini dijadikannya sebagai pelarian mereka mencari koneksi, merasa dihargai dan dibutuhkan.

Kabar baiknya, mereka yang selalu ada setiap saat untuk kita dapat menyembuhkan diri mereka sendiri dengan aksi yang dilakukan.

Menurut penelitian, membantu orang lain dapat menyembuhkan rasa kesepian untuk tidak lagi merasa terisolasi.

Baca juga: Jomblo Sering Merasa Kesepian? Ini 7 Cara Mengatasinya 

4. Memiliki gangguan tidur

Penelitian menunjukkan hubungan antara kesepian kronis dan gangguan tidur.

Rasa kesepian yang melanda dapat berkontribusi pada peningkatan stres dan kecemasan yang pada akhirnya mengganggu pola tidur.

Jika seseorang yang kita kenal mengeluh kurang tidur atau pola tidurnya berantakan, ada baiknya kita memahami kalau mereka sedang berjuang melawan perasaan kesepian.

5. Belanja impulsif dan menimbun barang

Menurut psikologi, kesepian juga cukup rentan dengan perilaku menimbun. Ini bisa berupa benda fisik, barang tidak jelas hingga memeliharan banyak hewan peliharaan.

Teorinya adalah tenggelam dalam "harta" berlebihan bisa memberikan persahabatan dan rasa aman, yang pada tingkat tertentu menutupi kekurangan hubungannya secara sosial.

Jika kebetulan kita melihat seseorang menghabiskan banyak uang untuk belanja impulsif, atau membawa pulang anak kucing yang ditemukan di jalan, mungkin perilaku itu bisa menjadi pertanda kalau mereka merasa kesepian.

6. Terjebak di masa lalu

Orang yang merasa terisolasi lebih cenderung menganggap hidup di masa lalu lebih menarik daripada masa kini.

Sekali pun masa lalu mereka penuh dengan kenangan buruk, tetapi kenangan lama membuatnya terjebak dalam kehaluan itu.

Psikolog berpendapat, mereka yang lebih sering membicarakan masa lalunya dapat menjadi indikator kalau mereka tengah menghadapi rasa kesepian.

Ketika hubungan atau keadaan saat ini tidak memuaskan, mereka mungkin beralih ke masa lalu untuk mencari kenyamanan, dan terlalu melekat pada kenangan itu.

7. Masalah kesehatan yang sulit dijelaskan

Perasaan terisolasi juga bisa terwujud secara fisik, terutama jika kesepian yang dialami sudah sampai ke tahap kronis.

Kondisi tersebut bisa memicu banyak masalah kesehatan seperti penyakit jantung, depresi dan melemahnya sistem kekebalan tubuh.

Jika seseorang sering merasa tidak enak badan tanpa alasan yang jelas, bisa jadi itu merupakan tanda kesepian yang mereka alami.

Sangat penting bagi kita yang menyadarinya untuk menjangkau dan menawarkan dukungan. Kesejahteraan emosional mereka dapat berdampak serius pada kondisi kesehatan fisiknya.

Baca juga: Kesepian Itu Mematikan: Di Balik Peningkatan Kasus Bunuh Diri di Singapura 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau