Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Tanda Kesepian dan Keterasingan Kronis yang Mungkin Tak Disadari

Kompas.com, 9 Oktober 2023, 08:58 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Ketika penulis terkenal asal Inggris, J.K. Rowling, sedang mengerjakan seri Harry Potter, dia mengaku sering merasa terisolasi dan kesepian.

Perasaan itu pun tetap muncul meskipun ia telah meraih ketenaran dan kesuksesan berkat karya-karyanya.

Menulis, pada dasarnya, adalah kegiatan yang menyendiri. Bagi Rowling, proses menciptakan dunia Hogwarts yang rumit berarti menghabiskan waktu berjam-jam sendirian, tenggelam dalam imajinasinya.

Namun, ketika terkoneksi dengan penggemar dan teman-temannya, dia merasa apa yang terjadi lebih dari sekadar kesendirian sederhana, melainkan rasa keterasingan dan kesepian yang kronis.

Pengakuan Rowling merupakan pengingat bahwa kesuksesan dan popularitas tidak serta merta melindungi kita dari perasaan kesepian dan keterasingan.

Baca juga: Orang Kesepian Merasa Dirinya Kurang Dipahami

Apakah kamu mengenali hal ini dalam kehidupan? Apakah kamu bergumul dengan perasaan terasing atau kesepian?

Tidak selalu mudah untuk mengetahui kapan kesendirian yang sehat berubah menjadi isolasi yang tidak sehat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh tanda peringatan bahwa kita mengalami keterasingan kronis, dan mengalami kesepian mendalam.

Sama seperti kisah Rowling, tanda-tanda ini mungkin bersembunyi di depan mata, menunggu kita untuk memerhatikan dan mengambil tindakan. 

1. Terus-menerus merasa bosan dan gelisah

Salah satu tanda pertama bahwa kamu mungkin merasa terisolasi dan kesepian adalah jika kamu terus-menerus merasa bosan dan gelisah.

Kesepian bukan hanya karena tidak adanya teman, tetapi juga karena kurangnya hubungan yang berarti.

Ketika kamu memiliki hubungan yang berarti, bahkan waktu yang dihabiskan sendirian pun terasa memuaskan, karena kamu membawa hubungan ini bersamamu.

Namun, ketika hubungan ini kurang, maka setiap saat bisa terasa seperti selamanya.

Kekosongan dapat bermanifestasi sebagai kebosanan yang tak tertahankan, kegelisahan yang terus-menerus, seolah-olah kamu selalu menunggu sesuatu terjadi tetapi tidak pernah terjadi.

Ini tidak berarti bahwa setiap orang yang merasa bosan itu kesepian.

Sebab, normal untuk merasa bosan dari waktu ke waktu. Namun jika perasaan ini terus berlanjut dan disertai dengan rasa putus asa atau kesedihan, mungkin pertanda bahwa kamu sedang merasa terisolasi.

Kesepian sering kali membuat kita merasa seperti terjebak dalam rutinitas, tanpa jalan keluar yang jelas.

Kondisi ini terjadi ketika kita kesepian, kita sering jatuh ke dalam perangkap pemikiran negatif, yang hanya memperburuk perasaan terisolasi.

Ingat, kesepian bukan berarti sendirian secara fisik-ini adalah perasaan terputus secara emosional dari dunia di sekitar. 

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau