Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Red Flag dalam Hubungan? Tanda Bahaya yang Sering Diabaikan 

Kompas.com, 5 April 2025, 21:05 WIB
Devi Pattricia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber InStyle, TODAY

KOMPAS.com – Dalam menjalin hubungan, sering kali kita mendengar istilah pasangan yang red flag

Istilah ini merujuk pada tanda peringatan dini, bahwa pasangan atau calon pasangan mungkin tidak cocok untuk menjalin hubungan sehat. 

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan red flag dalam konteks hubungan?

Baca juga: 4 Zodiak Paling Red Flag, Ada Virgo Si Perfeksionis

Apa itu red flag dalam hubungan?

Menurut pekerja sosial klinis berlisensi dan terapis asal Chicago Jennifer Klesman, red flag adalah perilaku, sifat, atau nilai yang menunjukkan ketidakcocokan di masa depan dengan pasangan. 

Hal ini bisa berupa riwayat perselingkuhan, perbedaan gaya hidup yang ekstrem, atau ketidaksesuaian nilai.

“Hal-hal yang menjadi masalah sejak awal seringkali menjadi alasan mengapa hubungan itu berakhir,” ujar Klesman, seperti dikutip dari TODAY, Sabtu (5/4/2025).

Senada dengan itu, psikolog klinis berlisensi Holly Schiff menjelaskan, red flag merupakan pertanda bahwa pasangan kamu mungkin tidak mampu menjalin hubungan yang sehat. 

Dalam jangka panjang, hal ini bisa berbahaya secara psikologis, emosional, bahkan fisik kamu.

Red flag pada dasarnya adalah alasan untuk menghentikan hubungan sepenuhnya atau setidaknya menjaga jarak. Itu adalah petunjuk awal tentang masalah yang lebih dalam,” kata Schiff.

Meski begitu, tidak semua red flag bersifat universal. Tanda peringatan ini bersifat subjektif dan sangat tergantung pada nilai, keinginan, serta preferensi pribadi seseorang. 

Misalnya, bagi sebagian orang, pasangan yang tidak religius mungkin dianggap deal breaker atau tidak bisa ditoleransi, sementara bagi yang lain, hal itu sama sekali tidak menjadi masalah.

Tanda-tanda seseorang yang red flag bisa muncul dari ucapan maupun tindakan seiring berjalannya hubungan. 

Tapi dalam beberapa kasus, diperlukan waktu yang cukup lama hingga seseorang menyadari bahwa mereka sedang menghadapi red flag.

Baca juga: Waspadai 2 Red Flag Keuangan Sebelum Menikah, Perilaku Konsumtif dan Judol

Lebih jauh, pakar kencan Julie Spira menuturkan, banyak orang kerap mengabaikan tanda-tanda peringatan ini karena sudah terbawa perasaan atau terlalu berharap hubungan akan berubah menjadi lebih baik.

“Kadang, orang terlalu terbuai secara emosional sehingga mereka menipu diri sendiri demi meredam dampaknya. Mereka tidak ingin menghadapi kenyataan,” ungkap Spira, dilansir dari InStyle. 

Tidak jarang, red flag justru terlihat jelas setelah hubungan berakhir. Di saat itulah seseorang bisa melihat kembali semua tanda-tanda yang sebelumnya luput dari perhatian.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau