Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 13 Mei 2025, 21:18 WIB
Devi Pattricia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Olahraga padel sekilas memang tampak mirip dengan tenis. Namun, jika diperhatikan lebih jauh, keduanya punya banyak perbedaan, mulai dari ukuran lapangan, teknik pukulan, hingga cara permainannya.

Padel merupakan olahraga yang berkembang dari tenis pada era 1960-an menuju 1970-an.

Meskipun begitu, terdapat beberapa perbedaan yang signifikan di antara keduanya. Berikut ini sejumlah perbedaan padel dan tenis. 

Baca juga: Apa itu Padel, Olahraga yang Digandrungi Para Selebritis?

6 Perbedaan Padel dan Tenis

1. Ukuran Lapangan

Perbedaan paling mencolok terlihat dari ukuran lapangan. Jika tenis dimainkan di lapangan terbuka yang luas, padel justru menggunakan lapangan yang lebih kecil dan tertutup.

“Lapangannya tidak begitu luas, lebih kecil dari lapangan tenis,” ujar Pelatih Padel Merlano Skiva Sumual kepada Kompas.com, Senin (12/5/2025).

Lapangan padel berukuran sekitar 20 x 10 meter dan dikelilingi kaca. Namun tidak seluruh sisi ditutup kaca, di area samping net biasanya dilindungi jaring.

“Jaring itu supaya bolanya mati, kalau kaca semua nanti bolanya mantul terus,” tambahnya.

Sebaliknya, lapangan tenis berukuran sekitar 23,77 x 10,97 meter dan tidak memiliki dinding, hanya dibatasi garis dan net.

2. Jenis Raket

Padel dan tenis menggunakan jenis raket yang berbeda. Padel menggunakan raket solid tanpa senar dan umumnya lebih kecil serta ringan. 

Raket padel memiliki permukaan berlubang agar mengurangi hambatan udara.

Sementara tenis menggunakan raket bersenar dengan bingkai yang lebih besar. Jenis raket ini memungkinkan ayunan yang lebih panjang dan pukulan yang lebih bertenaga.

3. Aturan Bermain

Dalam padel, bola tetap bisa dimainkan bahkan setelah memantul ke luar lapangan.

“Kalau mukul masih keluar lapangan itu masih bisa diambil. Ketika keluar lapangan, bola akan terpantul kaca dan bisa dipukul lagi,” jelas Merlano.

Baca juga: 10 Rekomendasi Tempat Latihan Padel di Jakarta

Sementara itu, dalam tenis, bola yang sudah keluar garis permainan dianggap mati dan tidak bisa lagi dikembalikan ke dalam pertandingan.

4. Teknik Ayunan Lebih Pendek

Secara teknik, padel dan tenis memang memiliki kemiripan, namun ayunan raket dalam padel lebih pendek dibandingkan tenis.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau