Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Baterai Kancing yang Tertelan Anak, Saluran Cerna Bisa Robek

Kompas.com, 24 Juni 2025, 14:03 WIB
Devi Pattricia,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com – Baterai kancing termasuk benda asing berbahaya yang paling sering tertelan bayi, menurut dokter spesialis anak subspesialis gastrohepatologi dr. Himawan Aulia Rahman, Sp.A, Subsp.G.H. 

“Kalau pada bayi, yang paling sering terjadi itu tertelan baterai kancing. Biasanya sumbernya dari mainan,” ujar Himawan dalam Media Discussion bersama RS Pondok Indah Group di Jakarta Pusat, belum lama ini.

Baca juga:

Bentuknya kecil, datar, dan licin membuat baterai ini mudah lepas dari mainan anak-anak, terutama yang tidak dilengkapi pengaman.

Bahaya baterai kancing yang tertelan anak

Bahaya dari baterai kancing tidak hanya karena bentuk fisiknya yang mudah tertelan, tetapi karena kandungan zat kimianya dapat bereaksi cepat di dalam tubuh. 

Ketika masuk ke saluran cerna anak, baterai ini bisa mengeluarkan aliran listrik rendah yang memicu luka bakar pada jaringan tubuh.

“Baterai kancing ini paling jahat efeknya ke saluran cerna anak karena bisa bikin saluran cerna anak jadi robek akibat terbakar,” jelas Himawan.

Baca juga: 3 Tips agar Orangtua Tak Cemas Melepas Anak Kuliah di Perantauan

Dokter Spesialis Anak Subspesialis Gastrohepatologi dr. Himawan Aulia Rahman, Sp. A, Subsp. G.H  dalam Media Discussion bersama RS Pondok Indah Group di Bouclette Deli, Jakarta Pusat, Rabu (18/6/2025).KOMPAS.com/DEVI PATTRICIA Dokter Spesialis Anak Subspesialis Gastrohepatologi dr. Himawan Aulia Rahman, Sp. A, Subsp. G.H dalam Media Discussion bersama RS Pondok Indah Group di Bouclette Deli, Jakarta Pusat, Rabu (18/6/2025).

Kerusakan tidak hanya berhenti di situ. Dalam kasus yang tidak segera ditangani, luka yang ditimbulkan bisa semakin dalam hingga menyebabkan usus bolong. 

Kondisi ini tentu memerlukan tindakan medis darurat dan bisa mengancam keselamatan anak.

“Bahkan pada beberapa kasus yang lama dibiarkan, saluran cernanya bisa bolong dan terluka,” tambahnya.

Baca juga:

Bagaimana cara mencegah baterai kancing tertelan anak?

Agar baterai kancing tidak tertelan bayi, Himawan mengimbau orangtua untuk memeriksa semua mainan anak-anak secara rutin. 

Pastikan bagian baterainya tertutup rapat dan hanya bisa dibuka dengan alat bantu seperti obeng.

“Maka, pastikan mainan anak itu yang tidak menggunakan baterai kancing, atau pilih yang tempat baterainya pakai baut sehingga tidak bisa dibuka oleh anak,” tuturnya.

Baca juga: Bukan Hanya Uang Sekolah, Ini 3 Hal yang Harus Disiapkan untuk Dana Pendidikan Anak

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau