KOMPAS.com – Proses wawancara kerja seharusnya menjadi kesempatan bagi pelamar kerja dan perusahaan untuk saling mengenal lebih jauh.
Namun, banyak kandidat terlalu fokus untuk mendapatkan pekerjaan sehingga tak menyadari bahwa proses rekrutmen tersebut bisa mengungkap banyak hal, termasuk sisi red flag atau sisi negatif dari perusahaan yang dituju.
Baca juga:
Menurut pakar karier dari LinkedIn, Andrew McCaskill, wawancara kerja tak hanya tentang menjual kemampuan diri, tapi juga momen untuk mengevaluasi apakah nilai dan budaya perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi.
“Kamu harus menggunakan wawancara itu untuk mengajukan pertanyaan dan mengetahui apakah posisi serta perusahaan tersebut cocok untukmu,” ujar McCaskill, disadur dari Parade, Kamis (31/7/2025).
Berikut beberapa tanda peringatan yang perlu kamu perhatikan saat menjalani proses wawancara kerja.
Wawancara kerja bukan sekadar dinilai, tapi juga menilai. Kenali red flag perusahaan saat interview agar tak terjebak di tempat kerja toxic.Salah satu red flag terbesar yang harus diperhatikan adalah ketika perusahaan tidak bisa menjelaskan dengan konkret nilai-nilai yang mereka junjung.
Meskipun banyak perusahaan mengklaim mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan, tidak semuanya benar-benar menerapkannya.
“Tidak mendapatkan jawaban yang jelas selama wawancara seputar nilai-nilai dan komitmen perusahaan mungkin merupakan tanda bahwa nilai-nilai perusahaan dan nilai-nilai kamu tidak selaras,” kata McCaskill.
Sebagai pelamar, kamu disarankan untuk aktif bertanya, seperti, “Apa yang telah dilakukan perusahaan dalam tiga tahun terakhir untuk mendukung keberlanjutan?”.
Selain itu, bisa juga mengajukan pertanyaan soal, “Bagaimana perusahaan memastikan keseimbangan kerja dan hidup karyawan?”.
Baca juga:
Wawancara kerja bukan sekadar dinilai, tapi juga menilai. Kenali red flag perusahaan saat interview agar tak terjebak di tempat kerja toxic.Saat membahas gaji dan tunjangan, waspadalah jika perusahaan terlalu menonjolkan hal-hal lain, di antaranya makanan gratis, ruang istirahat nyaman, atau suasana kasual di kantor.
“Hal ini bisa menjadi tanda bahwa mereka mencoba mengalihkan perhatian dari tawaran gaji atau paket tunjangan yang kurang memuaskan,” ujar penasihat karier dari Resume Genius, Emily Crowley.
Tunjangan memang bisa menjadi nilai tambah, tapi tidak bisa menggantikan kompensasi yang adil dan transparan.