Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, 5 Red Flag Perusahaan yang Bisa Terlihat dari Proses Wawancara Kerja

Kompas.com, 31 Juli 2025, 20:35 WIB
Devi Pattricia,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Sumber Parade, CNBC

KOMPAS.com – Proses wawancara kerja seharusnya menjadi kesempatan bagi pelamar kerja dan perusahaan untuk saling mengenal lebih jauh. 

Namun, banyak kandidat terlalu fokus untuk mendapatkan pekerjaan sehingga tak menyadari bahwa proses rekrutmen tersebut bisa mengungkap banyak hal, termasuk sisi red flag atau sisi negatif dari perusahaan yang dituju. 

Baca juga:

Menurut pakar karier dari LinkedIn, Andrew McCaskill, wawancara kerja tak hanya tentang menjual kemampuan diri, tapi juga momen untuk mengevaluasi apakah nilai dan budaya perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi.

“Kamu harus menggunakan wawancara itu untuk mengajukan pertanyaan dan mengetahui apakah posisi serta perusahaan tersebut cocok untukmu,” ujar McCaskill, disadur dari Parade, Kamis (31/7/2025).

Berikut beberapa tanda peringatan yang perlu kamu perhatikan saat menjalani proses wawancara kerja.

Red flag perusahaan yang bisa terlihat dari proses interview

1. Budaya dan nilai perusahaan tampak tak jelas

Wawancara kerja bukan sekadar dinilai, tapi juga menilai. Kenali red flag perusahaan saat interview agar tak terjebak di tempat kerja toxic.PEXELS/THIRDMAN Wawancara kerja bukan sekadar dinilai, tapi juga menilai. Kenali red flag perusahaan saat interview agar tak terjebak di tempat kerja toxic.

Salah satu red flag terbesar yang harus diperhatikan adalah ketika perusahaan tidak bisa menjelaskan dengan konkret nilai-nilai yang mereka junjung. 

Meskipun banyak perusahaan mengklaim mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan, tidak semuanya benar-benar menerapkannya.

“Tidak mendapatkan jawaban yang jelas selama wawancara seputar nilai-nilai dan komitmen perusahaan mungkin merupakan tanda bahwa nilai-nilai perusahaan dan nilai-nilai kamu tidak selaras,” kata McCaskill.

Sebagai pelamar, kamu disarankan untuk aktif bertanya, seperti, “Apa yang telah dilakukan perusahaan dalam tiga tahun terakhir untuk mendukung keberlanjutan?”.

Selain itu, bisa juga mengajukan pertanyaan soal, “Bagaimana perusahaan memastikan keseimbangan kerja dan hidup karyawan?”.

Baca juga:

2. Pewawancara menghindari topik kompensasi

Wawancara kerja bukan sekadar dinilai, tapi juga menilai. Kenali red flag perusahaan saat interview agar tak terjebak di tempat kerja toxic.PIXABAY Wawancara kerja bukan sekadar dinilai, tapi juga menilai. Kenali red flag perusahaan saat interview agar tak terjebak di tempat kerja toxic.

Saat membahas gaji dan tunjangan, waspadalah jika perusahaan terlalu menonjolkan hal-hal lain, di antaranya makanan gratis, ruang istirahat nyaman, atau suasana kasual di kantor.

“Hal ini bisa menjadi tanda bahwa mereka mencoba mengalihkan perhatian dari tawaran gaji atau paket tunjangan yang kurang memuaskan,” ujar penasihat karier dari Resume Genius, Emily Crowley.

Tunjangan memang bisa menjadi nilai tambah, tapi tidak bisa menggantikan kompensasi yang adil dan transparan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau