Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunci Panjang Umur, Prioritaskan Kebahagiaan Sendiri

Kompas.com, 20 Agustus 2025, 11:40 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com -  Di era media sosial, hidup sering kali terasa seperti perlombaan tanpa garis finish. Kita dituntut untuk selalu terlihat sukses, punya pencapaian yang “wah”, dan mengikuti standar tertentu agar dianggap berhasil. 

Padahal, menurut sejumlah studi tentang centenarians atau orang yang hidup hingga usia 100 tahun atau lebih, justru kunci panjang umur bukanlah ambisi tanpa henti, melainkan hidup dengan stres yang rendah dan fokus pada kebahagiaan sendiri.

Penelitian dari Swedia yang dipublikasikan dalam jurnal GeroScience (2024) dan The Lancet (2025) menunjukkan bahwa para centenarian bukan hanya “bertahan hidup,” tetapi juga mampu menunda banyak penyakit degeneratif, terutama penyakit jantung, stroke, dan gangguan neuropsikiatri. 

Baca juga: Rahasia Orang yang Hidup Sampai 100 Tahun, Apa yang Bisa Kita Tiru?

Menurut Dr. Macie P. Smith, gerontologis asal Carolina Selatan, sebagian besar centenarians tumbuh di era yang jauh dari paparan aditif makanan, obat-obatan modern berlebih, serta stres sosial yang tinggi. 

"Orang yang bisa hidup sampai 100 tahun juga cenderung mengandalkan makanan alami, aktivitas fisik rutin, hubungan sosial erat, dan gaya hidup minim stres," katanya.

Selain itu, mereka terbiasa mandiri, tidak banyak terpengaruh standar sosial, dan punya semangat hidup yang bebas.

"Mereka memiliki kemampuan untuk mengurus urusan mereka sendiri sekaligus mengurangi tingkat stres. Ketika Anda mengurusi urusan orang lain, Anda ikut menanggung masalah orang lain, sehingga meningkatkan tingkat stres. Ini disebut trauma vikarius," jelasnya seperti dikutip dari FOXNews.

Baca juga: Jadi Salah Satu Wanita Tertua di Dunia, Bonita Gibson Ungkap Rahasia Panjang Umur

Belajar dari centenarian di Okinawa

The Okinawa Centenarian Study, penelitian yang mempelajari sekitar 900 orang yang bisa mencapai usia hampir 100 tahun, mengungkap rahasia panjang umur mereka bukanlah satu faktor tunggal melainkan sinergi dari beberapa faktor.

Faktor tersebut meliputi pola makan sehat yang tinggi nutrisi dan rendah kalori, aktivitas fisik rutin, dukungan sosial yang kuat, serta kesejahteraan psikologis dan pengelolaan stres yang efektif.

Bicara tentang kesejahteraan mental, centenarians memiliki pola pikir untuk tidak terikat pada standar sosial eksternal dan fokus pada komunitas serta tujuan personal sendiri. Sebuah konsep yang disebut dengan Ikigai.

Memiliki Ikigai yang kuat memberikan ketahanan mental. Ketika seseorang memiliki tujuan yang dalam dan berarti bagi dirinya sendiri (bukan karena tekanan sosial untuk sukses atau kaya), tantangan hidup terasa lebih mudah dihadapi. 

Fokus pada kesehatan dan kebahagiaan sendiri tanpa larut dalam persaingan sosial akan melindungi kita dari stres, rasa putus asa, dan depresi yang dapat memperpendek umur. 

Penelitian terbaru dari National Institute on Aging juga menegaskan, manajemen stres yang baik berhubungan dengan risiko lebih rendah terhadap penyakit kronis, termasuk demensia dan gangguan kardiovaskular.

Dalam konteks modern, pelajaran dari para centenarian ini sangat relevan agar kita bisa belajar menemukan makna dari hal-hal yang sesuai dengan nilai hidup pribadi.

Baca juga: Konten Medsos Bisa Bikin Benci Tubuh Sendiri, Ini Tandanya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau