Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkit Setelah Perceraian, Psikolog Bagikan 3 Tips untuk Pulih dan Kembali Bahagia

Kompas.com, 30 Oktober 2025, 20:02 WIB
Devi Pattricia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Perceraian bukan sekadar berpisah secara hukum, tetapi juga proses emosional yang panjang dan melelahkan. 

Banyak orang merasa kehilangan arah, seolah identitas dirinya ikut tercerabut bersama berakhirnya hubungan pernikahan.

Psikolog Klinis Winona Lalita R., M.Psi., Psikolog mengatakan, setiap individu yang bercerai perlu memberi waktu untuk memulihkan diri dan belajar menata hidup kembali. 

Baca juga: Seperti Raisa dan Hamish Daud, Mengapa Banyak Pasangan Terlihat Harmonis tapi Akhirnya Cerai?

Menurutnya, ada tiga hal penting yang dapat membantu seseorang bangkit dari perceraian. Ada apa saja? Simak penjelasan lengkapnya

3 Tips untuk bangkit dari perceraian

1. Coping yang adaptif untuk mengelola kehilangan

Langkah pertama untuk pulih setelah perceraian adalah belajar mengelola stres dan rasa kehilangan secara sehat atau coping yang adaptif.

“Coping yang adaptif adalah bagaimana cara seseorang mengelola stres dan kehilangan setelah bercerai,” tuturnya saat diwawancarai Kompas.com, Senin (27/10/2025).

Setelah perpisahan, seseorang perlu menata ulang identitas dirinya karena peran dan rutinitas yang selama ini terbentuk bersama pasangan akan berubah sepenuhnya.

Dengan coping yang adaptif, seseorang belajar untuk menerima kenyataan tanpa menekan perasaannya. 

Menangis, menulis jurnal, atau berkonsultasi dengan profesional dapat menjadi cara untuk menyalurkan emosi secara aman.

“Coping yang adaptif ternyata sangat bisa menurunkan risiko depresi, apalagi kalau proses bercerainya sulit atau penuh konflik,” ungkap Winona. 

Ia menekankan, kemampuan ini membantu menjaga kesehatan mental tetap stabil di tengah proses yang menantang.

2. Cari dukungan sosial yang kuat

Setelah bercerai, seseorang sering kali merasa kehilangan sosok yang selama ini menjadi teman berbagi cerita dan dukungan emosional. 

Baca juga: Raisa Gugat Cerai Hamish Daud, Psikolog Jelaskan Mengapa Perceraian Bukan Kegagalan

Oleh karena itu, Winona menegaskan, penting untuk memiliki sistem dukungan sosial yang kuat.

“Ketika tidak ada pasangan, orang yang bercerai harus punya support system untuk mendukung dan membantu memulihkan diri kembali pasca bercerai. Hal ini bisa berupa support dari teman atau keluarganya,” terangnya.

Dukungan sosial ini bisa datang dari teman, keluarga, sahabat, hingga komunitas yang memahami situasi serupa. 

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau