Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaun Miss Israel 2025 Melanie Shiraz Tuai Kritik, Ada Apa?

Kompas.com, 24 November 2025, 10:35 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Miss Universe Israel 2025, Melanie Shiraz menuai kontroversi karena memakai gaun berhiaskan bunga anemone merah di Miss Universe 2025.

Gaunnya yang berwarna kuning memiliki potongan trumpet cut, dan dihiasi bunga-bunga anemone merah tiga dimensi hampir di seluruh area rok.

Baca juga:

Di bagian kepala, Shiraz menggunakan kain yang ditata agar menyerupai sebuah pita kuning ketika digunakan dan disampirkan pada kedua tangan.

Makna busana nasional Miss Israel 2025

Melalui akun Instagramnya @melanieshiraz, Kamis (20/11/2025), Shiraz menuliskan, kostum nasionalnya membawa simbol-simbol yang berkaitan dengan kisah Israel.

"Pita kuning yang menjuntai dari atas gaun terinspirasi dari pita-pita yang dikenakan di seluruh Israel, sebuah tanda kerinduan, cinta, dan harapan yang hidup di hati kami sembari kami menunggu mereka yang masih hilang untuk pulang," tulis Shiraz.

"Bagian rok dihiasi anemone merah, bunga nasional Israel. Bunga-bunga ini melambangkan nyawa-nyawa yang hilang sejak perang dimulai, sebuah penghormatan kolektif untuk keluarga, sahabat, dan komunitas yang telah berubah selamanya," sambung dia.

Meskipun banyak kostum nasional yang ceria dan meriah, Shiraz mengatakan bahwa tema perdamaian tahun ini yang dipadukan dengan semua yang telah dialami rakyat Israel selama dua tahun terakhir, membutuhkan kehadiran yang lebih muram di atas panggung.

"Kostum yang membawa kenangan sekaligus harapan untuk masa depan yang lebih damai. Saya mendesain karya ini untuk menghormati kisah kami, duka kami, dan cahaya yang terus kami pegang. Saya sangat bangga memakainya," tutup Shiraz.

Baca juga:

Bunga anemone merah di gaun Miss Israel 2025 tuai kritik

Disebut bukan bunga nasional Israel

Ilustrasi bunga anemone merah.Unsplash Ilustrasi bunga anemone merah.

Unggahan kostum nasional Shiraz menuai banyak komentar negatif dari warganet karena dianggap mengakui bunga asli Palestina sebagai bunga asli Israel.

Dikutip dari akun Facebook dari Palestine International Broadcast, Minggu (23/11/2025), bunga anemone merah disebut sebagai bunga Palestina, dan merupakan bagian dari warisan negara tersebut.

Di Palestina, bunga anemone diniali sebagai simbol keindahan alam yang menghiasi musim semi dengan warna-warnanya yang cerah.

Bunga ini disebut sebagai bagian dari warisan Palestina karena terhubung dengan memori kolektif masyarakat Palestina sebagai simbol resiliensi, dan keindahan yang tetap mekar di tengah segala kesulitan.

Tumbuh subur di Palestina

Ilustrasi bunga anemone merah.Dok. Wikimedia Commons/Mahmoud burnat Ilustrasi bunga anemone merah.

Berdasarkan informasi dalam situs Mahmiyat, salah satu proyek dari Hanns Seidel Foundation yang berfokus pada isu lingkungan, pelestarian alam, dan ekowisata, anemone adalah tanaman perennial setinggi 20-40 sentimeter (cm) yang termasuk dalam famili Ranunculaceae.

Tanaman dengan umbi dan daun berlobus dalam ini berukuran besar dan bisa dikatakan mencolok. Sebab, bunga tersebut memiliki lima atu lebih kelopak berwarna merah, putih, pink, atau ungu, dan bagian serbuk sari yang berwarna hitam.

Bunga ini umum ditemukan di daerah yang disinari matahari di sebagian besar Palestina, dan sering menciptakan pemandangan seperti hamparan karpet merah yang memukau ketika dilihat dari jauh.

Bunga anemone berbunga dari Januari sampai Maret, dan tumbuh subur di lingkungan yang sering digunakan untuk merumput, alias tempat hewan-hewan seperti sapi, domba, atau kuda, dibiarkan memakan rumput di area tersebut.

Khusus untuk bunga anemone merah, varietas ini lebih tahan banting karena masih bisa tumbuh subur di tengah kekeringan sehingga menjadi varietas yang paling umum ditemukan.

Sementara itu, sebagian besar bunga anemone warna lainnya dapat ditemukan di area pegunungan di utara Palestina.

Baca juga:

Makna busana nasional Miss Palestina 2025

Gaun Nadeen Ayoub, Miss Universe Palestina 2025 penuh dengan makna. Memadukan tatreez hingga lukisan Masjid Al-Aqsa dan Gereja Makam Kudus.
Instagram @nadeen.m.ayoub Gaun Nadeen Ayoub, Miss Universe Palestina 2025 penuh dengan makna. Memadukan tatreez hingga lukisan Masjid Al-Aqsa dan Gereja Makam Kudus.

Di sisi lain, kostum nasional yang digunakan oleh Miss Universe Palestina 2025, Nadeen Ayoub menuai respons positif karena memiliki arti yang mendalam tentang koeksistensi dan perdamaian.

"Melangkah ke panggung Miss Universe dengan mengenakan gaun yang membawa warisan dari banyak generasi adalah salah satu momen paling berarti dalam hidup saya," tulis Ayoub dalam akun Instagramnya, Jumat (21/11/2025).

Busana yang dipakai Ayoub menggabungkan elemen-elemen tradisi, sejarah, dan pesan perdamaian yang menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Palestina.

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com pada Jumat (21/11/2025), warna ivory yang dipilih sebagai warna gaun tersebut melambangkan kemurnian, sedangkan sulaman emas-hijau terinspirasi dari desa-desa di Palestina.

Namun, yang paling menonjol dalam gaun ini adalah tatreez, seni sulam tradisional Palestina yang selama berabad-abad dikerjakan oleh perempuan.

Setiap motif memiliki arti tersendiri, mulai dari simbol keluarga, identitas desa, hingga harapan akan masa depan yang lebih baik.

Gaun Nadeen Ayoub, Miss Universe Palestina 2025 penuh dengan makna. Memadukan tatreez hingga lukisan Masjid Al-Aqsa dan Gereja Makam Kudus.
Instagram @nadeen.m.ayoub Gaun Nadeen Ayoub, Miss Universe Palestina 2025 penuh dengan makna. Memadukan tatreez hingga lukisan Masjid Al-Aqsa dan Gereja Makam Kudus.

Melalui tatreez, gaun ini merangkum kisah tangan-tangan perempuan yang menjaga tradisi tetap hidup di tengah perubahan zaman.

"Setiap jahitan berasal dari seni tatreez, kisah, tangan, dan ketangguhan perempuan Palestina," ungkap Ayoub.

Gaun ini juga menampilkan lukisan tangan Masjid Al-Aqsa, Dome of the Rock, dan Church of the Holy Sepulchre pada bagian jubah. Ketiganya merupakan simbol koeksistensi dan persatuan.

Di bagian bawah gaun, tampak visual pohon zaitun, tanaman yang menjadi simbol kedamaian, keteguhan, dan keterikatan pada tanah air. Pohon ini sering dianggap sebagai representasi ketenangan dan harapan bagi masyarakat Palestina.

Sementara itu, hadir pula simbol kunci, yang secara historis sering digunakan dalam budaya Palestina sebagai lambang rumah, keluarga, dan kenangan terhadap kampung halaman.

Kehadirannya menekankan pesan bahwa identitas dan ingatan adalah bagian penting dalam perjalanan budaya.

"Ini bukan sekadar kostum bagi saya. Ini adalah warisan saya, suara saya, dan hati saya di panggung Miss Universe," jelas Ayoub.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau