Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Generasi Baru Liposuction, Sedot Lemak Sekaligus Transfer Lemak

Kompas.com, 1 Desember 2025, 17:24 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Sedot lemak alias liposuction telah lama menjadi prosedur bedah plastik paling populer di dunia. Prosedur ini menawarkan cara cepat dan efektif untuk menghilangkan lemak membandel yang sulit hilang hanya dengan diet dan olahraga. 

Selama bertahun-tahun, metode ini menjadi pilihan banyak orang yang ingin membentuk tubuh ideal dengan hasil yang terlihat dalam waktu singkat. Kini hadir generasi baru tindakan liposuction yang punya banyak kelebihan.

"Pada metode liposuction konvensional, yaitu yang menggunakan vakum, setelah sejumlah lemak diambil kulit jadi mudah menggelambir. Nah, hal itu bisa diatasi dengan teknologi terbaru yaitu liposuction menggunakan laser," kata dr.Ide Bagoes Insani, spesialis bedah plastik rekonstruktif dan estetik dari RS Pondok Indah dalam temu media di Jakarta (28/11/2025).

Baca juga: Tertarik Sedot Lemak? Pahami Dulu 3 Tahapan Prosesnya

Saat ini telah hadir alat sedot lemak yang terintegrasi dengan laser, yaitu laser-assisted lipolysis. Menurut penjelasan dr.Ide, kelebihan dari mesin sedot lemak terbaru ini adalah lemak-lemak akan dihancurkan dengan laser sehingga lebih presisi, tanpa merusak sel lemaknya.

"Karena sel lemaknya tidak rusak, lemaknya tetap hidup jadi bisa ditransfer ke bagian tubuh lain. Selain itu, dengan laser, pembuluh darah yang rusak juga sangat sedikit sehingga kontur kulit di atasnya tetap bagus, tidak ada kumpulan lemak yang membuat kulit tidak mulus," papar dr.Ide.

Meski sedot lemak bukanlah jalan pintas untuk membuat tubuh lebih kurus, tetapi setelah tindakan biasanya lemak di area tubuh yang ditargetkan bisa berkurang sampai 40 persen.

"Dalam tiga bulan, lemak bisa berkurang sampai 50 persen, dengan catatan lifestyle-nya dijaga sehingga berat badan tidak naik drastis," paparnya.

Baca juga: Asri Welas Jalani Operasi Plastik Facelift hingga Liposuction, Apa Itu?

dr.Ide Bagoes Insani Sp.B.P.R.E.KOMPAS.com/Lusia Kus Anna dr.Ide Bagoes Insani Sp.B.P.R.E.

Bisa langsung transfer lemak

Kelebihan lain dari metode sedot lemak dengan laser ini adalah pasien bisa melakukan transfer lemak ke bagian tubuh tertentu.

Dijelaskan oleh dr.Ide, saat dilakukan liposuction, lemak itu akan ditampung kemudian diolah, dipisahkan sel lemak yang hidup. Jika pasien menginginkan, maka lemak itu bisa dipindahkan.

"Tergantung pasiennya apakah mau dibuang atau dipindah ke bagian tubuh yang membutuhkan. Misalnya dari perut ke wajah atau payudara. Kalau dulu dokter butuh dua alat untuk melakukannya, sekarang cukup pakai satu alat sudah bisa dilakukan," ujarnya.

Baca juga: 6 Penyebab Lemak Perut Menumpuk Menurut Pakar Kesehatan

Sel lemak yang sudah diolah itu juga bisa disuntikkan ke wajah untuk mengatasi tanda-tanda penuaan seperti halnya suntik filler.

"Kalau pakai lemak sendiri tentu lebih bagus dibanding filler, karena hasilnya lebih natural dan tahan lama, tidak perlu sering touch-up seperti filler," katanya.

Sedot lemak pada dasarnya bisa dilakukan di berbagai area tubuh, namun bagian tubuh yang paling populer adalah ada perut dan flanks (area samping tulang rusuk), lengan bagian atas, pinggul, lemak di area punggung, serta dagu.

Jangan sembarangan melakukan liposoction

Menurut data organisasi para bedah plastik internasional (ISAPS), liposuction termasuk dalam lima bedah plastik paling populer di dunia berkat efektivitasnya. Tindakan sedot lemak ini juga dianggap sebagai prosedur bedah yang paling dibutuhkan oleh perempuan.

Meski begitu, dr.Ide mengingatkan bahwa sedot lemak tetaplah prosedur bedah yang tidak boleh dilakukan sembarangan. Tindakan ini wajib dilakukan oleh dokter dengan kompetensi bedah plastik.

Baca juga: Lakukan Ini Setelah Liposuction agar Lemak Tak Balik Lagi

"Liposuction adalah tindakan bedah, harus dilakukan oleh dokter yang kompeten, bukan cuma dokter yang bisa melakukan, tapi juga tahu cara menanganinya jika terjadi komplikasi," katanya.

Tindakan liposuction dengan mesin terbaru di RS Pondok Indah, menurut dia, sudah semakin canggih dan aman. Mesin yang dipakai pun sudah memiliki standar internasional, seperti dari FDA. Kendati demikian, menurut dr.Ide, setiap pasien yang akan melakukan tetap harus melalui serangkaian pemeriksaan kesehatan.

"Semua pasien harus discreening dulu dengan cek darah untuk memastikan fungsi ginjal, hati, parameter darah, hingga cek jantung, karena membutuhkan bius umum," ujarnya.

Tindakan sedot lemak sendiri tidak dianjurkan untuk ibu yang sedang menyusui, pasien hipertensi yang tekanan darahnya tidak terkontrol, pasien diabetes yang kadar gulanya tidak terkontrol, serta pasien dengan riwayat penyakit jantung yang tidak bisa dilakukan pembiusan.

Baca juga: TikTok Larang Tagar #SkinnyTok, Bahaya di Balik Konten Tubuh Kurus

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau