KOMPAS.com - Ketika ingin mengajak kencan calon pasangan, para pria biasanya sibuk memilih pakaian, menentukan tempat bertemu, hingga mencari topik obrolan yang pas.
Namun, satu hal yang justru sering terlewat oleh banyak laki-laki adalah mengenali tanda-tanda toxic sejak awal.
Ada beberapa sinyal halus yang bisa menjadi penanda bahwa sebuah hubungan dapat berubah tidak sehat. Berikut tiga tanda toxic saat kencan yang penting diwaspadai.
Baca juga: 5 Kebiasaan Kencan Zaman Dulu yang Kini Sudah Jarang Dilakukan
Di fase awal kencan, perasaan jatuh cinta memang sering membuat seseorang ingin terasa eksklusif. Namun, ketika cemburu berubah menjadi kontrol, hubungan mulai bergerak ke arah toxic. Cemburu yang berlebihan bisa menjadi tanda bahaya awal mula hubungan yang toxic.
Menurut Jessica Miller, LMHC, psikolog dari PsycheMag, akar dari perilaku ini sering berasal dari masalah kepercayaan.
Ia mengatakan, orang yang sangat cemburu biasanya memiliki kecenderungan untuk mengawasi pasangannya secara berlebihan.
“Orang yang sangat cemburu cenderung mengamati setiap gerak-gerik pasangannya,” kata Miller, seperti dikutip Best Life, Kamis (4/12/2025).
Pada akhirnya, hubungan yang dihiasi kecemburuan tidak sehat dapat berkembang menjadi kontrol, pembatasan ruang gerak, hingga manipulasi emosional.
Jika pola ini mulai muncul, itu adalah tanda toxic dalam hubungan yang tidak boleh diabaikan.
Baca juga: 5 Tips Mengelola Rasa Cemburu, Salah Satunya Ketahui Penyebabnya
Ilustrasi kencan pertama.
Bercanda ringan mungkin wajar dan bahkan bisa mempererat hubungan. Namun ketika candaan berubah menjadi hinaan, komentar tajam, atau meremehkan, situasi tersebut sudah masuk kategori toxic.
Miller menjelaskan, perilaku membully pasangan bukan bagian dari komunikasi yang sehat.
“Komunikasi terbuka itu penting, tetapi bullying adalah hal lain,” ujarnya.
Pakar hubungan dari Cupid and Cuddles, Harman Awal memperingatkan, meremehkan pasangan, apalagi di depan orang lain, adalah tanda jelas bahwa arah hubungan sudah toxic.
“Jika pasangan terang-terangan mengabaikan pendapatmu, menyepelekan perasaan, atau merendahkanmu di depan orang lain, itu tanda hubungan mengarah ke toxic,” tuturnya.
Perilaku merendahkan dapat membuat seseorang kehilangan harga diri, mengurangi rasa aman, dan menimbulkan ketergantungan emosional yang sulit dilepaskan. Tindakan ini adalah jenis toxic yang sering dianggap hanya bercanda, padahal dampaknya besar.
Baca juga: Terlalu Lama Pacaran Bisa Bikin Seseorang Terjebak di Hubungan Tidak Sehat, Ini Kata Psikolog
Tanda toxic lain yang sering muncul secara halus adalah penerapan standar ganda. Dalam hubungan sehat, aturan berlaku dua arah.
Namun menurut terapis sekaligus pemilik akun TikTok @christiectherapy, Christie, tidak sedikit perempuan atau pria, yang menuntut pasangannya melakukan hal tertentu tetapi tidak melakukannya sendiri.
Ia mencontohkan situasi ketika seorang perempuan meminta pasangannya memberikan update lokasi terus-menerus saat keluar dengan teman, tetapi ia sendiri tidak melakukan hal yang sama.
Ketika standar ganda muncul, hubungan berubah menjadi kompetisi kekuasaan yang tidak adil untuk salah satu pihak.
Ada pihak yang ingin memegang kontrol penuh, sementara pihak lain dipaksa untuk mengikuti. Ini adalah dinamika toxic yang bisa memicu manipulasi dan konflik berulang.
Baca juga: Bucin dan Posesif, Apa Bedanya? Ini Penjelasan Psikolog
Selain tiga tanda utama tersebut, Christie juga mengingatkan, perilaku seperti memposting foto menggoda untuk menarik perhatian orang lain, atau tidak memberi ruang bagi pasangan untuk berpendapat juga masuk kategori tidak menghargai hubungan.
Banyak laki-laki tidak menyadari sinyal-sinyal ini sejak awal, sehingga hubungan terlanjur berjalan jauh sebelum mereka memahami bahwa situasinya sudah toxic.
Mengenali tanda toxic sejak awal kencan dapat membantu laki-laki membuat keputusan yang lebih sehat, bukan hanya untuk hubungan, tetapi juga untuk kesejahteraan emosional mereka.
Jika satu atau lebih perilaku ini muncul, mungkin sudah saatnya untuk meninjau kembali apakah hubungan tersebut layak dilanjutkan.
Baca juga: Viral Bird Theory untuk Menguji Kepedulian Pasangan
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang