Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kebiasaan Kencan Zaman Dulu yang Kini Sudah Jarang Dilakukan

Kompas.com, 11 Agustus 2025, 16:35 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

KOMPAS.com - Kebiasaan kencan saat ini berbeda dibandingkan masa lalu. Aturan yang dulu dianggap wajar saat ini mulai ditinggalkan, bahkan kencan saat ini terasa lebih fleksibel.

"Banyak dari aturan-aturan tersebut didasarkan pada norma-norma sosial yang sudah usang dan peran gender tradisional," ucap psikoterapis yang berpraktik di San Diego, California, Amerika Serikat, Leah Aguirre, LCSW, dilansir dari Psychology Today, Senin (11/8/2025).

Baca juga:

Perubahan norma sosial membuat banyak kebiasaan kencan lama perlahan menghilang. Berikut beberapa kebiasaan kencan zaman dulu yang kini sudah jarang dilakukan atau ditinggalkan.

Kebiasaan kencan zaman dulu yang kini jarang dilakukan

1. Laki-laki selalu mengambil langkah pertama

Simak beberapa kebiasaan kencan zaman dulu yang saat ini mulai ditinggalkan menurut pakar, salah satunya laki-laki yang harus membayar biaya kencan.Dok. Unsplash/Chermiti Mohamed Simak beberapa kebiasaan kencan zaman dulu yang saat ini mulai ditinggalkan menurut pakar, salah satunya laki-laki yang harus membayar biaya kencan.

Dulu, kencan identik dengan laki-laki yang mengambi langkah awal, sedangkan perempuan biasanya menunggu untuk didekati.

Menurut Aguirre, peran gender tradisional membuat laki-laki diasumsikan untuk memimpin, misalnya dengan memulai kencan atau lebih dulu menyatakan perasaan pada perempuan. 

Aturan tersebut dinilai tidak mencerminkan keunikan masing-masing individu dalam hubungan asmara. Saat ini, banyak perempuan modern yang berani menunjukkan ketertarikan lebih dulu.

"Saat ini, jika Anda menghargai dan menganggap penting peran gender tradisional, tidak ada yang salah dengan itu. Namun, jika Anda merasa ingin mengejar seseorang, mengajak kencan, atau memulai percakapan, itu adalah hak Anda," jelas Aguirre.

Oleh sebab itu, jangan heran kalau ada perempuan yang lebih dulu menyatakan suka.

Baca juga:

2. Biaya kencan tanggung jawab laki-laki

Simak beberapa kebiasaan kencan zaman dulu yang saat ini mulai ditinggalkan menurut pakar, salah satunya laki-laki yang harus membayar biaya kencan.Dok. Freepik Simak beberapa kebiasaan kencan zaman dulu yang saat ini mulai ditinggalkan menurut pakar, salah satunya laki-laki yang harus membayar biaya kencan.

Soal biaya kencan, sebenarnya tergantung masing-masing individu yang menjalin kasih. 

Namun, dulu laki-laki dianggap harus bertanggung jawab atas seluruh biaya kencan. Kebiasaan ini muncul pada masa ketika perempuan belum bebas bekerja.

Saat in, perempuan juga memiliki penghasilan sendiri. Banyak pasangan memilih untuk berbagi tagihan atau bahkan saling membayari.

"Menurut pendapat saya, jika seseorang mengajak berkencan, orang tersebut harus bertanggung jawab membayar. Namun, boleh juga berbagi tergantung kesepakatan," ucap kepala platform kencan Bumble, Alex Williamson, dilansir dari Best Life dan Kompas.com, Sabtu (15/6/2024).

Namun, sebelum kencan, pastikan kamu sudah mencari tahu lokasi mana yang sekiranya sesuai dengan anggaranmu. 

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau