KOMPAS.com - Teknik perawatan wajah menggunakan es atau ice facial kembali ramai dibicarakan di media sosial.
Metode ini disebut mampu membuat wajah tampak lebih segar, mengurangi bengkak, hingga menenangkan kulit.
Meski terlihat sederhana, para ahli menegaskan bahwa penggunaan es pada wajah tetap perlu dilakukan dengan cara yang aman agar tidak menimbulkan iritasi.
Baca juga: Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Ice facial merupakan teknik perawatan kulit yang memanfaatkan terapi dingin pada wajah. Metode ini dilakukan dengan mengusap es atau alat pendingin khusus secara perlahan ke permukaan kulit sebagai bagian dari rutinitas perawatan harian.
Dokter kulit bersertifikat di Amerika Serikat, Dendy Engelman, MD, FAAD, menjelaskan bahwa ice facial termasuk bentuk cold therapy pada kulit.
“Pada dasarnya, teknik ini dilakukan dengan mengusap es atau alat pendingin ke wajah secara lembut dengan gerakan memutar sebagai bagian dari perawatan kulit,” ujar Engelman seperti dikutip dari Vogue.
Baca juga: Apa Saja yang Tak Boleh Dilakukan Setelah Facial? Simak Kata Dokter
Terapi dingin diketahui membantu meningkatkan sirkulasi darah di kulit wajah sehingga wajah tampak lebih segar dan bercahaya dalam waktu singkat.
Facialist terkenal dari Los Angeles, Ole Henriksen mengatakan bahwa penggunaan es dapat memberikan efek kulit yang lebih sehat.
“Es dapat meningkatkan sirkulasi kulit secara signifikan untuk mendapatkan tampilan wajah yang lebih bercahaya,” ujarnya.
Selain itu, suhu dingin membantu meredakan peradangan ringan dan kemerahan. Ice facial juga kerap digunakan untuk mengurangi pembengkakan di area bawah mata karena efek penyempitan pembuluh darah yang bersifat sementara.
Baca juga: Apakah Rutin Facial Wajah Bikin Glowing atau Efeknya Sementara?
Meski memberikan efek visual yang cepat, manfaat ice facial bersifat sementara. Engelman menegaskan, terapi dingin tidak memperbaiki kerusakan kolagen atau mengatasi penyebab utama penuaan kulit.
“Cold therapy hanya memberikan efek sementara pada garis halus dan kerutan, bukan solusi jangka panjang untuk penuaan kulit,” kata Engelman.
Karena itu, ice facial sebaiknya diposisikan sebagai pelengkap perawatan, bukan pengganti rutinitas skincare utama.
Baca juga: Facial Wajah Ekspres, Apakah Masih Timbulkan Efek Kemerahan?
Engelman mengingatkan agar es tidak langsung ditempelkan ke kulit.
“Kontak langsung es dengan kulit dapat merusak skin barrier dan memicu iritasi, kemerahan, bahkan luka dingin,” jelasnya.
Es sebaiknya dibungkus dengan kain tipis, tisu, atau menggunakan ice roller. Durasi penggunaan cukup sekitar lima hingga sepuluh menit dalam satu sesi, dengan gerakan lembut dan memutar.
Ice facial disarankan dilakukan maksimal satu kali sehari atau beberapa kali dalam seminggu untuk mencegah kulit menjadi kering dan sensitif.
Ahli kulit menyarankan orang dengan kulit sensitif, rosacea, eksim, atau gangguan lapisan pelindung kulit agar lebih berhati-hati. Engelman menegaskan bahwa suhu dingin ekstrem dapat memperparah kondisi tersebut.
Area mata juga perlu perhatian khusus karena kulitnya lebih tipis dan mudah mengalami iritasi jika terkena suhu dingin terlalu lama.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang