Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
KOMPAS.com – Tidak ada buku panduan menjadi orangtua yang sempurna. Apalagi, jika konteksnya menjadi orangtua baru. Tak heran bila mereka kerap kebingungan atau panik mode on ketika menghadapi kondisi tertentu.
Luka kecil adalah hal yang wajar terjadi dalam aktivitas sehari-hari. Hal terpenting adalah cara menangani luka tersebut dengan cepat dan tepat.
Bagi Rina, seorang ibu baru dengan anak laki-laki berusia 10 bulan, momen melihat si kecil lagi aktif-aktifnya, seperti belajar merangkak, adalah kebahagiaan luar biasa.
Namun, rasa cemas langsung muncul ketika ia mendapati anaknya menangis karena lututnya lecet tergesek lantai. Rina yang panik buru-buru mengambil plester untuk menutup luka tersebut agar terhindar dari paparan kuman atau bakteri.
Sayangnya, langkah tersebut justru memperlambat penyembuhan luka si kecil. Ada langkah krusial yang Rina lewatkan dalam melakukan pertolongan pertama pada luka.
Tindakan spontan menutup luka tanpa membersihkannya adalah kesalahan umum yang sering terjadi. Padahal, menghilangkan kotoran dan kontaminan dari luka adalah prasyarat utama sebelum luka ditutup.
Berbagai studi klinis yang disajikan oleh otoritas kesehatan, seperti National Center for Biotechnology Information (NCBI), menyebutkan bahwa irigasi atau pencucian luka secara menyeluruh adalah langkah pertama yang efektif.
Dengan mencuci luka, kotoran, debu, dan mikroorganisme yang menempel pada luka, termasuk luka kecil seperti lecet, akan terangkat. Langkah ini penting untuk meminimalkan kontaminasi bakteri atau bacterial clearance di permukaan luka.
Setelah luka dibersihkan dengan air mengalir, penggunaan antiseptik yang efektif melawan infeksi sekaligus lembut di kulit menjadi perlindungan optimal, terutama untuk kulit sensitif anak.
Antiseptik dengan kandungan seperti octenidine dapat memberikan perlindungan ganda untuk melawan bakteri dan jamur tanpa menimbulkan rasa perih. Hal ini penting agar si kecil tidak rewel saat luka dirawat dan penyembuhan berjalan dengan nyaman.
Sebaliknya, jika pembersihan tidak tuntas, kotoran yang tersisa ditambah akumulasi cairan luka (exudate) yang berlebihan dan tidak dikelola dengan baik dapat menciptakan lingkungan ideal bagi bakteri untuk berkembang biak.
Lingkungan lembap berlebih dan terkontaminasi tersebut dapat memicu infeksi, dan pada akhirnya mendorong pembentukan biofilm, senyawa yang secara ilmiah terbukti menghambat proses regenerasi jaringan sehingga luka akan sembuh lebih lama.
Oleh karena itu, bagi orangtua, membersihkan luka lecet dengan air bersih mengalir adalah prioritas sebelum memilih jenis penutup luka yang tepat.
Kisah Rina mewakili banyak keluarga muda yang baru memiliki anak pertama, yang mana pengetahuan soal perawatan luka sering kali masih minim. Momen menjadi orangtua baru sering kali dipenuhi rasa bahagia bercampur cemas.
Bahagia karena melihat si kecil mulai aktif menjelajahi dunianya, cemas karena ada risiko luka mengintai.
Contohnya, tergesek lantai saat merangkak seperti yang dialami anak Rina, jatuh saat mencoba berjalan, atau digigit nyamuk kemudian digaruk hingga luka. Risiko lain juga bisa datang dari tergores mainan, terpentok perabot rumah, atau tercakar kuku hewan peliharaan, seperti kucing atau anjing. Berbagai situasi tersebut wajar terjadi pada anak yang sedang dalam fase eksplorasi.
Buru-buru menutup luka dengan plester tanpa membersihkannya terlebih dahulu adalah cara yang kerap dipilih orangtua, dengan harapan si kecil tak menggaruk area tersebut sehingga menambah risiko luka.
Tindakan menyepelekan penanganan luka juga terjadi karena tak sedikit moms and dads yang beranggapan, “ah, cuma luka kecil. Nanti juga sembuh sendiri”.
Padahal, luka sekecil apa pun yang tidak dibersihkan bisa berkembang menjadi keluhan bagi anak, mulai dari risiko infeksi, penyembuhan yang lambat, hingga bekas luka yang mengganggu penampilan.
Maka dari itu, penting bagi orangtua mengetahui perawatan luka yang tepat bagi si kecil. Apalagi, kulit mereka cenderung lebih tipis, sensitif, dan mudah bereaksi terhadap iritasi. Dengan perawatan yang tepat, anak bisa cepat kembali aktif bermain.
Metode perawatan luka 4C
Perawatan luka di rumah sebenarnya tidak rumit, dapat mengikuti urutan 4C, yakni chill, cleanse, cover, dan comfort.
Langkah pertama, chill, yaitu orangtua tetap tenang dan tidak panik ketika si kecil mengalami luka. Kepanikan justru dapat membuat anak semakin rewel dan menghambat pengobatan.
Tahap kedua, clean and disinfect, yakni membersihkan luka dengan air bersih mengalir.
Setelah itu, aplikasikan antiseptik yang dapat digunakan untuk anak di bawah 2 tahun dan tidak menimbulkan rasa perih agar anak tidak rewel. Contohnya, antiseptik dengan kandungan octenidine.
Setelah luka dibersihkan, orangtua bisa melakukan langkah ketiga, cover. Luka ditutup dengan kasa steril atau plester khusus luka agar area tersebut tetap bersih.
Langkah terakhir, comfort, adalah membiarkan luka pulih secara alami sambil tetap mengaplikasikan antiseptik secara berkala.
Namun, jika sudah mengikuti keempat langkah tersebut dan gejala tetap berlanjut, orangtua harus konsultasikan dengan dokter.
Melihat kebutuhan keluarga muda akan antiseptik yang efektif tapi lembut di kulit anak, Betadine menghadirkan inovasi Betadine Bening Antiseptik. Produk ini membantu melawan kuman dan dapat digunakan anak di bawah dua tahun sesuai anjuran penggunaan. Keamanan penggunaan untuk semua usia tercantum dalam label kemasan.
Formula transparan dan tidak perih dari Betadine Bening Antiseptik menjadi keunggulan utama produk. Dengan begitu, si kecil tidak akan rewel saat luka dirawat. Penyembuhan pun bisa berjalan dengan nyaman.
Dari segi efektivitas, Betadine Bening Antiseptik mengandung octenidine, yakni agen antiseptik kuat yang efektif memberikan perlindungan ganda untuk melawan bakteri dan jamur.
Menurut konsensus internasional Woundsinternational.com pada 2023, octenidine menunjukkan aktivitas antimikroba yang luas dan mendukung penyembuhan tanpa mengiritasi jaringan sehat.
Keamanan penggunaan jangka panjang juga menjadi perhatian. Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal PLOS One pada 2022, penggunaan octenidine secara rutin di lingkungan klinis tidak menunjukkan peningkatan resistensi bakteri.
Selain itu, Betadine Bening Antiseptik juga diperkaya dengan allantoin yang memiliki anti-inflamasi, antioksidan, dan pelembap untuk membantu pemulihan dan penyembuhan luka pada kulit sensitif si kecil.
Perpaduan kedua bahan aktif tersebut menjadikan Betadine Bening Antiseptik pilihan tepat untuk keluarga muda yang mengutamakan keamanan dan kenyamanan. Dengan formula yang bening, tidak perih, serta efektif, produk ini juga dapat menjadi solusi modern yang praktis untuk "Safeguard for Loved Ones".
Betadine Bening Antiseptik tersedia dalam dua varian, yakni Betadine Bening Antiseptik Spray yang praktis untuk aplikasi tanpa sentuhan langsung, dan Betadine Bening Antiseptik Gel yang mudah diaplikasikan pada area luka spesifik.
Kehadiran Betadine Bening Antiseptik merupakan wujud komitmen iNova Pharmaceuticals sebagai payung perusahaan merek untuk terus menghadirkan produk antiseptik berbasis sains yang melindungi keluarga Indonesia lintas generasi.
Selain itu, Betadine Bening Antiseptik juga hadir untuk memperkuat posisi merek sebagai antiseptik tepercaya yang telah menemani hari-hari keluarga Indonesia selama lebih dari 50 tahun. Produk ini juga menjadi bagian dari kampanye "Be Unstoppable".
Selama 50 tahun, Betadine memiliki misi untuk mendukung keluarga Indonesia dari generasi ke generasi. Kini, fokusnya adalah memastikan setiap anggota keluarga, termasuk anak-anak, tetap aktif dan bebas beraktivitas tanpa terhalang oleh rasa cemas akibat luka.
Dalam keseharian keluarga muda masa kini, kepraktisan dan keamanan menjadi prioritas. Ketika si kecil tiba-tiba jatuh saat belajar berjalan atau tangannya tergores saat bermain, Parents Squad dapat merespon dengan cepat.
Begitu pula ketika sedang berlibur. Ini mengingat, anak-anak cenderung lebih aktif sehingga risiko luka gores dan luka ringan juga meningkat.
Kehadiran Antiseptik Betadine Bening menjadi bagian dari upaya merek untuk tetap relevan dan dekat dengan anak muda, keluarga muda, dan konsumen masa kini yang membutuhkan solusi perawatan luka yang efektif tapi tetap lembut di kulit.
Dengan metode 4C dan antiseptik yang tepat seperti Antiseptik Betadine Bening, orangtua dapat memastikan si kecil terlindungi dan penyembuhan luka berjalan optimal.
Betadine Bening Antiseptik Spray dan Betadine Bening Antiseptik Gel resmi tersedia di Shopee Betadine Official Shop mulai 25 November 2025. Pastikan pembelian langsung dilakukan di Betadine Official Shop agar lebih terjamin keasliannya.
Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan Betadine dan tip menarik seputar penanganan luka dan kesehatan, kunjungi website resmi Betadine dan follow Instagram @betadineindonesia.