Penulis
Menurut Rosita, rasa bersalah memang tidak bisa hilang begitu saja.
Tetapi ia berusaha memahami bahwa rasa itu tidak boleh menguasai seluruh langkahnya sebagai ibu.
"Ada masa ketika muncul pikiran, ‘aku gagal sebagai ibu’. Tapi aku belajar memaknainya sebagai pengingat tanggung jawab, bukan hukuman," katanya.
Untuk mengelola perasaan tersebut, ia mulai melakukan beberapa hal kecil seperti mengenali pikiran negatif hingga membuat ruang aman bagi diri sendiri.
Ia memilih menjaga jarak dari lingkungan yang penuh komentar negatif.
"Keluar dari lingkungan yang penuh emosi negatif itu perlu," ujarnya.
Rosita belajar menerima bahwa ia tidak perlu menjadi ibu yang sempurna. Yang penting, ia tetap hadir secara emosional dan fisik untuk anaknya.
"Aku mungkin tidak sempurna, tapi aku bisa jadi ibu yang tepat untuk anakku," ujarnya.
Membangun rumah yang hangat, bukan sempurna
Meski hanya tinggal berdua bersama sang putra, Rosita berusaha menjadikan rumah kecil mereka sebagai ruang aman bagi pertumbuhan mental anaknya.
Baginya, rumah adalah tempat di mana anak bisa pulang tanpa rasa takut atau terbebani oleh masalah orang dewasa.
Baca juga: Cerita Rosita Menjalani Banyak Peran sebagai Ibu Tunggal di Usia Muda
Keinginan terbesar Rosita adalah memastikan anaknya dapat tumbuh tanpa mewarisi trauma yang ia alami di masa lalu.
Ia percaya bahwa ketenangan emosi ibu sangat memengaruhi cara anak menghadapi dunia.
Ia juga berharap anaknya memahami bahwa perjuangan mereka bukan sesuatu yang harus ia simpan sebagai trauma, tetapi sebagai bagian dari perjalanan hidup yang penuh ketahanan.
Rosita mengingatkan bahwa setiap ibu punya perjalanan berbeda dan tidak ada yang berjalan dengan jalan yang sepenuhnya mulus.
"Percayalah, kamu tidak benar-benar berjuang sendirian" ujarnya.
Menurutnya, langkah kecil yang dilakukan setiap hari, meski penuh rasa lelah atau keraguan, adalah bentuk cinta yang besar bagi anak.
Yang terpenting bukanlah menjadi sempurna, tetapi tetap mencoba hadir dan bertahan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang