Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses Turunkan Berat Badan dengan IF dan Pola Makan Bebas Gula

Kompas.com, 10 Desember 2025, 15:50 WIB
Ria Apriani Kusumastuti,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah melahirkan anak kedua, Lyta Karina, seorang ibu dari dua anak, menghadapi tantangan besar, yaitu menurunkan berat badan yang naik signifikan selama kehamilan.

Dengan berat badan yang hampir menyentuh angka 100 kg setelah kehamilan kedua, pengguna Threads dengan akun @karinalyta ini merasa tubuhnya semakin berat dan tidak nyaman.

Namun, dengan tekad dan pendekatan yang terencana, ia berhasil menurunkan berat badan pasca melahirkan, sambil tetap menjaga kesehatannya dan menyusui anak. 

Baca juga: Cerita Fadil Berhasil Menurunkan Berat Badan 25 Kilogram, Emosi Jadi Lebih Stabil

Tantangan berat badan setelah melahirkan

Kehamilan kedua membawa berbagai keluhan fisik yang cukup berat bagi Lyta.

Pada usia kehamilan 39 minggu, ia memiliki berat badan hampir 100 kg. Meskipun berat badan turun sekitar 6 kg setelah melahirkan, ia masih merasa sangat terbebani.

"Badan saya terasa sangat berat, pakai baju serba salah, dan sering banget craving makanan manis. Saya juga khawatir tentang diabetes karena ada riwayat keluarga," ujar Lyta saat diwawancarai Kompas.com pada Senin, (8/12/2025).

Selain itu, ia mengalami sesak napas, kesulitan tidur, dan bengkak pada kaki yang menyebabkan rasa sakit saat berjalan.

"Mungkin itu efek dari kehamilan tua, tapi kalau berat badan saya nggak sebesar itu, mungkin keluhannya tidak sebanyak itu," tambahnya.

Baca juga: Puasa Intermiten 4:3 Efektif Turunkan Berat Badan

Menyusui dan merawat dua anak tidak menghalangi ibu ini untuk menurunkan berat badan pasca melahirkan dengan menerapkan IF dan pola makan sehat.Lyta Karina Menyusui dan merawat dua anak tidak menghalangi ibu ini untuk menurunkan berat badan pasca melahirkan dengan menerapkan IF dan pola makan sehat.

Namun, kondisi ini mendorong Lyta untuk mencari solusi. Dengan latar belakang memiliki PCOS (Polycystic Ovary Syndrome), ia sudah lama berusaha untuk memiliki keturunan dan merasa bahwa penurunan berat badan adalah langkah penting bagi kesehatannya dan untuk mendapatkan kesempatan hamil alami.

Baca juga: Cerita Rosa Turunkan Berat Badan 13 Kg Usai Melahirkan, Konsisten Olahraga

Menerapkan intermittent fasting dan pola makan sehat

Setelah melahirkan secara caesar (SC), Lyta memutuskan untuk memulai Intermittent Fasting (IF) atau puasa intermiten dan defisit kalori.

"Saya mulai IF dua minggu setelah melahirkan.Tidak ekstrem, tapi saya mengganti nasi dengan karbohidrat kompleks seperti ubi dan oatmeal. Saya juga memutuskan untuk menghindari tepung, gula, dan minyak sama sekali," katanya.

Lyta juga mulai melatih dirinya untuk menerapkan pola makan sehat dengan menghindari makanan yang dapat memicu peningkatan berat badan, seperti makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan.

Dengan pendekatan yang tidak berlebihan, ia mulai merasa lebih nyaman dengan tubuhnya dan mulai merasakan perubahan secara perlahan.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Pasien Kanker Harus Pantang Gula? Ini Kata Dokter

Menyesuaikan pola makan dengan rutinitas mengurus dua anak

Lyta membagikan pengalaman menurunkan berat badan pasca melahirkan dengan cara sehat, konsisten, dan realistis. Berikut selengkapnya.Threads/@karinalyta Lyta membagikan pengalaman menurunkan berat badan pasca melahirkan dengan cara sehat, konsisten, dan realistis. Berikut selengkapnya.

Mengatur pola makan dan berolahraga ringan sambil mengurus dua anak tentu tidak mudah. Lyta menyadari bahwa kunci suksesnya adalah disiplin dan dukungan dari orang terdekat.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau