Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah, Hati-hati Bila Nonton Adegan Bersenjata dengan Anak

Kompas.com - 26/09/2017, 13:00 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

KOMPAS.com - Memilih tontonan film atau televisi yang tepat merupakan langkah tepat orangtua untuk melindungi anak-anaknya dari pengaruh buruk. Tontonan berisi adegan kekerasan ternyata dapat memengaruhi anak untuk menirunya.

Dalam sebuah eksperimen, para periset dari The Ohio State University menemukan bahwa anak-anak yang sering menyaksikan adegan kekerasan senjata di film, hampir tiga kali lebih mungkin untuk menarik pelatuk senjata yang ditempatkan di sekitar mereka dibandingkan dengan anak-anak yang menonton yang film yang sama namun telah diedit.

Anak-anak yang terpapar adegan kekerasan senjata di film juga menahan pistol lebih lama saat emosi mereka memuncak, ketimbang anak-anak yang menonton film editan, yaitu rata-rata 53 detik versus 11 detik.

Temuan yang dipublikasikan di jurnal JAMA Pediatrics ini serupa dengan penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa anak-anak lebih cenderung mencoba perilaku berisiko lainnya yang mereka lihat melalui aktor di film.

Adegan kekerasan senjata dalam budaya populer juga dapat berperan dalam memicu keingintahuan anak tentang senjata sejak usia dini. Inilah sebabnya mengapa penulis studi senior Brad Bushman, profesor komunikasi dan psikologi di The Ohio State University, menyerukan kepada badan penilai film Motion Picture Association of America (MPAA) untuk mempertimbangkan adegan kekerasan senjata saat membuat penilaian.

"Sudah banyak film yang memiliki peringatan saat mereka memiliki adegan mengisap rokok dan alkohol. Namun, mengapa film tidak memiliki peringatan bahwa mereka memiliki senjata?" kata Bushman.

"Senjata lebih mematikan daripada rokok atau alkohol dan penelitian kami menunjukkan bahwa melihat karakter film dengan pistol memiliki efek negatif pada anak-anak, seperti saat mereka menonton film dengan karakter yang mengisap rokok atau minum alkohol."

Temuan ini mendorong orang tua untuk berhati-hati saat mengekspos anak-anak mereka ke media kekerasan. Orang tua dapat menonton konten terlebih dahulu untuk mengetahui apakah konten tersebut baik bagi anak, atau nonton di samping anak-anak dan melakukan percakapan mendalam tentang apa yang mereka lihat bersama.

Keberadaan senjata di ruang bermain

Bushman dan rekan peneliti Kelly Dillon, asisten profesor di Universitas Wittenberg, merekrut 104 anak-anak berusia 8 sampai 12 tahun untuk berpartisipasi dalam eksperimen mereka. Anak-anak lalu disajikan sebuah film yang memiliki adegan kekerasan senapan yang tidak diedit dan yang diedit, masing-masing selama 20 menit.

Kemudian anak-anak diajak bermain berpasangan, tanpa pengawasan, di ruangan yang penuh dengan permainan dan mainan. Tanpa sepengetahuan anak-anak, ada pistol kaliber 0,38 yang nyata tapi rusak di laci tertutup, tapi tidak terkunci, di ruang bermain, dan Dillon sebenarnya melakukan eksperimen untuk melihat apa yang akan dilakukan anak-anak jika mereka menemukan pistolnya.

Bersama orang tua, para periset mengamati anak-anak dari ruang tertutup yang terpisah, menunggu untuk melihat apa yang akan dilakukan anak-anak jika mereka menemukan pistolnya. Sebagian besar pasang anak memang menemukan pistolnya (43 dari 52 pasang).

Hanya 27 persen peserta yang memberi tahu Dillon tentang pistol itu dan mengembalikannya. Sisanya, anak-anak yang menemukan pistol itu justru bermain dengan pistol, memegangnya dan menarik pelatuknya.

Setelah menganalisis rekaman dan pengendalian variabel seperti jenis kelamin, usia, sikap terhadap senjata api, konsumsi media kekerasan, dan tingkat agresi alami, Bushman dan Dillon menemukan bahwa hanya dengan menonton film yang memiliki adegan kekerasan senjata, membuat anak-anak tiga kali lebih mungkin untuk menarik pelatuk pistol dibandingkan dengan anak-anak yang menonton versi diedit dari film yang sama.

Di balik penelitian baru ini, periset berharap bahwa pemilik senjata, khususnya orang tua yang tinggal di negara dengan kepemilikan senjata bebas, mendapatkan pesan tersebut dan melakukan usaha yang lebih baik untuk menyingkirkan senjata dari anak-anak. Senjata dalam bentuk mainan juga dinilai tak perlu ada di ruang bermain anak.

Diperkirakan satu dari tiga rumah di Amerika dengan anak-anak memiliki senjata asli di dalamnya, dan sekitar 1,7 juta anak-anak tinggal di rumah dengan senjata yang terpasang dan tidak terkunci.

Mungkin tidak mengherankan jika setiap minggu, satu anak di bawah 12 tahun di AS meninggal karena tembakan yang tidak disengaja, yang sebagian besar terjadi di rumah. Dan tahun ini saja, anak-anak secara tidak sengaja menembak diri mereka sendiri atau orang lain setidaknya 210 kali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com