Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 24 Mei 2018, 07:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Acara pernikahan Pangean Harry dengan Meghan Markle pada 19 Mei 2018 masih jadi perbincangan sampai saat ini. Salah satu yang paling jadi pusat perhatian adalah gaun yang dipakai Meghan.

Setelah berbulan-bulan media berspekulasi tentang desainer yang terpilih merancang gaun pengantin, akhirnya pilihan Duchess of Sussex jatuh kepada Clare Waight.

Bursa nama-nama desainer tak jauh dari Ralp & Russo (satu-satunya couture house Inggris) dan Stella McCartney (yang mendesain gaun kedua Meghan), sampai Burberry, Erdem, Stuart Parvin dan David Emanuel.

Nama Clare Waight Keller jarang disebut-sebut, sampai pagi hari sebelum upacara pemberkatan pernikahan.

Dikutip dari harpersbazaar.com, Keller merupakan creative director perempuan pertama untuk rumah mode Givenchy dari Perancis.

Saat ini wanita tersebut juga menduduki jabatan sama untuk merek Perancis lainnya, Chloe.

Pangeran Harry, Duke of Sussex dan istirnya Meghan, Duchess of Sussex saat keluar dari St Georges Chapel, Windsor Castle, 19 Mei 2018 setelah upacara pernikahan mereka. / AFP PHOTO / POOL AND AFP PHOTO / Ben STANSALLBEN STANSALL Pangeran Harry, Duke of Sussex dan istirnya Meghan, Duchess of Sussex saat keluar dari St Georges Chapel, Windsor Castle, 19 Mei 2018 setelah upacara pernikahan mereka. / AFP PHOTO / POOL AND AFP PHOTO / Ben STANSALL
Ada sejumlah faktor mengapa Meghan memilih Keller. Hal itu baru diungkapkan pihak Istana Kensington pada hari-H pernikahan.

Keller adalah perancang busana wanita berbakat dari Inggris yang memiliki pengaruh global. Gaya rancangannya yang berestetika elegan dan timeless jadi alasan lain.

Gaun pernikahan berwarna putih yang dikenakan Meghan merupakan hasil diskusinya dengan Keller. Gaun berdesain simpel namun sangat chic ini mendapat banyak pujian, bahkan disebut-sebut sebagai gaun abad ini.

Walau terlihat "polos" tanpa banyak ornamen, tetapi kecantikan dan keanggunan Meghan berhasil terpancar keluar dalam balutan gaun tersebut.

Berikut adalah beberapa fakta menarik dan prestasi Keller:

- Waight Keller belajar mode di Ravensbourne College of Art, London, dan meraih magister bidang fashion knitwear dari Royal College of Art.

- Keller ternyata sejak kecil sudah bercita-cita ingin menjadi desainer. Ia lahir di Birmingham Inggris dan ibunya selalu rajin menjahit pakaiannya yang sobek.

- Setelah lulus kuliah, Keller langsung menetapkan ingin bekerja di New York, AS. Di tahun 1990-an, ia bekerja untuk brand-brand besar seperti busana wanita Calvin Klein, Purple Label di Ralp Lauren, serta bekerja sebagai desainer senior di bawah Tom Ford.

Ia juga pernah menduduki posisi sebagai creative director di Pringle of Scotland. Keller berhasil mengubah perusahaan knitwear (baju hangat) dari Skotlandia ini menjadi label fashion modern dan terkenal.

- Keller juga seorang ibu tiga anak, yakni anak perempuan kembar berusia 15 tahun dan anak laki-laki berumur 6 tahun. Suaminya, Philips Keller adalah seorang arsitek.

- Tahun 2017, Waight Keller diangkat menjadi direktur artistik Givenchy. Ia adalah perempuan pertama yang berhasil menduduki jabatan di rumah mode yang berusia 66 tahun ini.

- Dalam pernyataan resminya, rumah mode Givenchy mengatakan Keller dipilih karena visinya, komitmennya pada kepemimpinan, dan kemampuannya menabrak aturan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau