Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 20 September 2018, 17:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gaya hidup orang kantoran tak jauh-jauh dari duduk di depan meja  seharian. Waktu duduk itu masih ditambah dengan perjalanan ke kantor dan santai menonton televisi sesampai di rumah.

Selain menimbulkan penat, kebanyakan duduk juga berpotensi mengganggu kesehatan. Apalagi jika tidak diimbangi dengan olahraga rutin.

Berolahraga sebenarnya tak selalu butuh waktu lama. Yoga misalnya. Ada gerakan yoga sederhana yang bisa kita lakukan di sela kesibukan kerja, bahkan sambil duduk.

Tak perlu menyisihkan waktu terlalu lama. Cukup sekitar lima menit tubuh kita bisa segar kembali.

"Lima menit saja cukup. Berapa kalinya tergantung keperluan. Misalnya jeda dua jam kerja lalu capek, langsung stretching saja," kata guru yoga Deera Dewi ketika ditemui di acara konferensi pers CIMB Niaga Namaste Festival di, Jakarta, Kamis (20/9/2018).

Meski terdengar sederhana, namun gerakan yoga di kantor tersebut memiliki banyak manfaat. Mulai dari memperlancar aliran darah, meregangkan otot yang tegang, hingga membuat tubuh menjadi nyaman dan segar kembali.

Ketika kondisi tubuh terasa segar maka pikiran juga akan menjadi lebih kreatif.

Tidak ada pula aturan khusus untuk melakukan yoga di kantor tersebut. Menurut Deera, gerakan tersebut bisa dilakukan kapan pun kita membutuhkannya.

Guru Yoga Deera Dewi mencontohkan gerakan chest opener sebagai salah satu gerakan yoga sederhana yang bisa dilakukan di sela waktu kerja.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Guru Yoga Deera Dewi mencontohkan gerakan chest opener sebagai salah satu gerakan yoga sederhana yang bisa dilakukan di sela waktu kerja.
"Kalau orang berpikir: wah yoga harus pakai baju khusus, matras, tempat luas, enggak. Di kursi saja kamu bisa latihan," tuturnya.

Sedikitnya, ada lima gerakan yoga sederhana yang bisa kamu ikuti.

1. Chest opener

Para pekerja kantoran banyak menghabiskan waktu duduk di depan layar. Ketika bekerja, seringkali bagian punggung mereka membungkuk.

Kebiasaan tersebut memicu masalah kesehatan, seperti sakit punggung.

Gerakan chest opener adalah kebalikannya. Untuk melakukannya, kita cukup menekukkan tubuh kita ke depan.  Jika tubuh terasa kaku atau tegang, tak masalah untuk hanya menekukannya sedikit.

"Yang penting bagian depan dulu diregangkan. Karena saat membungkuk kan bagin belakang yang diregangkan, itu create tension. Ini kebalikannya," kata Deera.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau