Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 14 Mei 2019, 16:13 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Undangan acara buka puasa bersama alias bukber memang jadi cara yang efektif untuk menjalin silaturahmi. Ajang makan enak ini bisa dilakukan beberapa kali selama bulan Ramadan.

Jika tidak bisa menahan diri, selama bukber porsi makan tak terkontrol. Apalagi jika buka bersama yang dilakukan berkonsep buffet.

Nah, jika kamu punya banyak undangan buka bersama, simak tips dari Head of Nutrifood Research Centre, Astri Kurniati berikut agar makanmu tetap terkontrol.

1. Pilih menu tinggi serat

Buah-buahan bisa menjadi pilihan baik untuk mengawali buka puasa. Sebab, selain mengandung serat, buah juga merupakan karbohidrat sederhana yang dibutuhkan tubuh untuk mengembalikan energi secara cepat.

"Buah adalah contoh yang lebih bagus. Karena dia tidak sekadar memberi energi," kata Astri dalam sebuah sesi berbincang di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (13/5/2019).

Tak hanya buah, sejumlah sayuran juga mengandung serat tinggi. Kamu bisa memilih menu makanan tinggi sayur, misalnya gado-gado atau salad.

Baca juga: Pola Makan Tak Sehat Saat Puasa Bikin Kurang Gizi

2. Hindari gorengan dan makanan berlemak

Hal ini mungkin cukup sulit karena seringkali makanan yang tersedia saat berbuka puasa di luar adalah makanan yang digoreng.

Hindari makanan yang digoreng dengan teknik deep frying. Jika memungkinkan, pilihlah makanan yang dikukus atau digoreng dengan teknik pan frying atau memakai minyak sedikit.

Selain gorengan, makanan bersantan juga sebaiknya dihindari. Astri menjelaskan, lemak adalah makronutrien yang paling susah dicerna dan bertahan cukup lama di lambung.

"Setelah seharian tidak makan, itu akan lebih berat kerjanya untuk lambung. Jadi sebisa mungkin hindari gorengan dan makanan berlemak," tuturnya.

3. Batasi minuman tinggi gula

Berbuka dengan yang manis bukan berarti kita mengonsumsi minuman yang tinggi gula setiap hari. Kadar gulanya yang tinggi bisa membuat hormon insulin terus dikeluarkan pankreas. Dalam jangka panjang bisa memicu diabetes.

Selain itu, menghilangkan rasa haus dengan minuman tinggi gula justru akan membuat kita lebih cepat haus.

"Efek manisnya membawa ingin minum lagi, itu sensasi yang ditinggalkan oleh gula," katanya.

Saat buka puasa, disarankan untuk segera mengkonsumsi air putih untuk menghindari dehidrasi. Bisa pula ditambah dengan buah-buahan karena buah selain menyegarkan juga mengandung tinggi serat, vitamin dan mineral.

"Kita harus ganti semua kekurangan cairan dengan air putih dan perbanyak buah," kata Astri.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau